Courtesy of Forbes
TikTok telah meminta Mahkamah Agung untuk menangani kasusnya yang menantang larangan pemerintah federal terhadap aplikasi tersebut. Larangan ini akan mulai berlaku pada 19 Januari, kecuali TikTok dijual ke perusahaan baru. TikTok ingin Mahkamah Agung memutuskan untuk menunda penerapan hukum ini sebelum 6 Januari, agar pengguna tetap bisa mengakses aplikasi tersebut. Mereka berargumen bahwa jika hukum ini diterapkan, pemerintah akan memiliki kekuasaan untuk melarang orang berbicara hanya dengan alasan ada risiko pengaruh dari entitas asing.
Jika larangan ini diterapkan, aplikasi TikTok tidak akan tersedia di toko aplikasi seperti Apple dan Google, dan pengguna tidak akan bisa mengunduh atau memperbarui aplikasi tersebut. TikTok juga menyatakan bahwa hukum ini akan menghentikan perusahaan yang mendukung operasionalnya, sehingga akan sulit bagi mereka untuk berfungsi di Amerika Serikat. Meskipun ada ketertarikan dari pemerintahan baru untuk menghentikan larangan ini, belum ada keputusan konkret yang diambil.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diminta TikTok kepada Mahkamah Agung?A
TikTok meminta Mahkamah Agung untuk meninjau larangan yang diberlakukan oleh pemerintah dan meminta penundaan pelaksanaan hukum tersebut.Q
Apa yang terjadi jika larangan TikTok diberlakukan?A
Jika larangan diberlakukan, TikTok tidak akan tersedia di toko aplikasi Apple dan Google, sehingga pengguna tidak dapat mengunduh atau memperbarui aplikasi.Q
Siapa yang terlibat dalam pengembangan TikTok?A
TikTok dikembangkan oleh ByteDance, sebuah perusahaan teknologi asal China.Q
Apa posisi Donald Trump terkait larangan TikTok?A
Donald Trump menunjukkan minat untuk menghentikan larangan TikTok dan memiliki hubungan baik dengan pengguna muda di platform tersebut.Q
Apa dampak dari larangan ini terhadap pengguna TikTok?A
Larangan ini akan mempengaruhi akses pengguna terhadap TikTok dan dapat menyebabkan aplikasi tersebut tidak berfungsi di AS.