Kerugian akibat peretasan kripto melonjak menjadi Rp 36.18 triliun ($2,2 miliar) pada tahun 2024, menurut laporan.

Pada tahun 2024, jumlah dana yang dicuri melalui peretasan platform cryptocurrency meningkat sebesar 21% menjadi Rp 36.18 triliun ($2,2 miliar) . Ini adalah tahun keempat berturut-turut di mana jumlah pencurian melebihi Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , dengan total insiden peretasan meningkat dari 282 menjadi 303. Kenaikan ini terjadi bersamaan dengan lonjakan harga bitcoin yang mencapai lebih dari Rp 1.64 juta ($100.000) , menarik perhatian banyak investor. Banyak pencurian terjadi karena kunci pribadi yang mengontrol akses ke aset pengguna berhasil diretas, dan sebagian besar serangan menargetkan platform terpusat. Salah satu hal yang mengkhawatirkan adalah bahwa peretasan yang terkait dengan Korea Utara meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 21.38 triliun ($1,3 miliar) . Cryptocurrency memungkinkan negara tersebut untuk menghindari sanksi internasional, meskipun mereka membantah terlibat dalam peretasan. Para ahli memperingatkan bahwa dengan berkembangnya pasar aset digital, kejahatan terkait cryptocurrency, terutama penipuan, akan menjadi tantangan besar di masa depan.