Artikel - Foot Locker (FL): Beli, Jual, atau Tahan Setelah Laporan Keuangan Q3?

Selama enam bulan terakhir, saham Foot Locker mengalami penurunan hingga Rp 36.85 juta ($22,41) , yang menghasilkan kerugian 15,9%. Hal ini berbeda jauh dengan S&P 500 yang mengalami kenaikan 9,3%. Penurunan ini disebabkan oleh hasil kuartalan yang kurang baik dan penurunan penjualan di toko yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir. Foot Locker juga menghadapi masalah dengan utang yang mencapai Rp 46.70 triliun ($2,84 miliar) , jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kas yang hanya Rp 3.47 triliun ($211 juta) . Ini menunjukkan bahwa perusahaan kesulitan untuk beradaptasi dengan permintaan yang tidak stabil.

Para analis menyarankan agar investor berhati-hati dengan Foot Locker karena perusahaan ini tidak memenuhi standar kualitas investasi yang baik. Meskipun harga sahamnya lebih murah, ada risiko besar yang terkait dengan utang dan penurunan laba per saham. Sebagai alternatif, mereka merekomendasikan untuk melihat saham lain seperti FTAI Aviation yang lebih menjanjikan. Dengan kondisi pasar yang mulai membaik, ada banyak peluang investasi yang lebih baik di luar sana.

Pertanyaan Terkait

Apa yang menyebabkan penurunan saham Foot Locker?

Penurunan saham Foot Locker disebabkan oleh hasil kuartalan yang lebih lemah dan penurunan permintaan.

Bagaimana kinerja penjualan Foot Locker dalam dua tahun terakhir?

Kinerja penjualan Foot Locker telah mengalami penurunan rata-rata 2,5% per tahun selama dua tahun terakhir.

Apa risiko utama yang dihadapi Foot Locker?

Risiko utama yang dihadapi Foot Locker adalah utang yang tinggi dan kesulitan dalam menyesuaikan biaya tetap dengan permintaan yang berfluktuasi.

Mengapa FTAI Aviation dianggap sebagai alternatif investasi yang lebih baik?

FTAI Aviation dianggap sebagai alternatif investasi yang lebih baik karena perusahaan ini mendapatkan keuntungan dari tantangan yang dihadapi Boeing dan Airbus.

Apa yang dapat dilakukan Foot Locker untuk meningkatkan profitabilitasnya?

Foot Locker dapat meningkatkan profitabilitasnya dengan memperbaiki neraca keuangan dan mengurangi utang.