Courtesy of YahooFinance
Pasar saham Asia mengalami penurunan pada hari Selasa menjelang akhir tahun, di mana investor mulai mengurangi harapan akan pemotongan suku bunga yang dalam di AS pada tahun 2025. Meskipun ada penurunan, indeks saham Asia-Pasifik masih diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 8% pada tahun 2024. Di China, aktivitas manufaktur menunjukkan pertumbuhan meskipun melambat, yang menunjukkan bahwa stimulus baru membantu mendukung ekonomi. Di sisi lain, pasar saham AS mengalami kerugian tajam pada hari Senin, terutama karena kekhawatiran tentang pajak dan valuasi yang tinggi.
Sementara itu, dolar AS tetap kuat dibandingkan dengan mata uang lainnya, dan pasar bersiap untuk kebijakan baru dari Presiden terpilih Donald Trump yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan tetapi juga meningkatkan inflasi. Beberapa pasar saham di Asia menunjukkan kinerja yang baik, seperti Taiwan yang naik 28% dan Pakistan yang melonjak 85% berkat pemulihan ekonomi. Namun, yen Jepang mengalami penurunan lebih dari 10% sepanjang tahun ini. Di sektor komoditas, harga minyak diperkirakan akan turun untuk tahun kedua berturut-turut, sementara harga emas justru meningkat lebih dari 26% karena permintaan sebagai aset aman.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada saham Asia menjelang akhir tahun?A
Saham Asia mengalami penurunan menjelang akhir tahun dengan investor yang berhati-hati.Q
Siapa yang menjadi fokus perhatian pasar tahun depan?A
Fokus perhatian pasar tahun depan adalah jalur suku bunga Federal Reserve.Q
Bagaimana kinerja indeks saham di Asia tahun ini?A
Indeks saham di Asia menunjukkan kinerja yang bervariasi, dengan beberapa indeks mengalami kenaikan signifikan.Q
Apa dampak kebijakan Donald Trump terhadap pasar saham?A
Kebijakan Donald Trump diharapkan dapat mempengaruhi pasar saham dengan pengurangan pajak dan regulasi.Q
Bagaimana harga emas berperforma tahun ini?A
Harga emas mengalami kenaikan lebih dari 26% tahun ini, mencatat kinerja tahunan terbaik dalam lebih dari satu dekade.