Courtesy of YahooFinance

Minyak Menguat Menjelang Penutupan 2024 saat Trader Bersiap untuk Surplus

31 Des 2024, 17.30 WIB

75 dibaca

Minyak terus mengalami kenaikan menjelang akhir tahun, dengan harga Brent naik di atas Rp 1.22 juta ($74) per barel setelah aktivitas pabrik di China, sebagai pengimpor minyak terbesar di dunia, menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Ekonomi China mulai pulih berkat langkah-langkah stimulus, meskipun ada ancaman perang dagang baru dari pemerintahan Trump yang akan datang. Meskipun harga minyak mengalami penurunan tahunan, investor tetap optimis dengan meningkatnya taruhan bullish pada minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI).

Namun, pasar minyak juga menghadapi tantangan seperti kelebihan pasokan global dan ancaman tarif dari Trump terhadap beberapa negara. Beberapa bank memprediksi harga minyak akan terus melemah dalam dua tahun ke depan, tetapi ada kemungkinan ketegangan di Timur Tengah atau Ukraina dapat mendukung harga minyak dalam jangka pendek. Beberapa ahli percaya bahwa produsen minyak mungkin akan lebih disiplin dalam produksi, dan peristiwa tak terduga seperti cuaca ekstrem juga bisa mempengaruhi pasar.--------------------

Analisis Ahli:

Sumber: https://finance.yahoo.com/news/oil-heads-modest-annual-loss-234707248.html

Pertanyaan Terkait

Apa yang menyebabkan kenaikan harga minyak baru-baru ini?

Kenaikan harga minyak disebabkan oleh ekspansi aktivitas pabrik di Tiongkok dan tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Siapa yang menjadi presiden Tiongkok saat ini?

Presiden Tiongkok saat ini adalah Xi Jinping.

Apa dampak dari kebijakan tarif yang diusulkan oleh Donald Trump?

Kebijakan tarif yang diusulkan oleh Donald Trump dapat mempengaruhi hubungan perdagangan dan stabilitas pasar minyak global.

Apa itu OPEC+ dan perannya dalam pasar minyak?

OPEC+ adalah aliansi negara-negara penghasil minyak yang mengatur produksi untuk menjaga stabilitas harga minyak.

Siapa John Driscoll dan apa pandangannya tentang pasar minyak?

John Driscoll adalah direktur dan pendiri JTD Energy Services Pte, yang percaya bahwa pasar minyak mungkin akan menghadapi tantangan tetapi juga peluang dari peristiwa geopolitik.