Courtesy of YahooFinance

Dolar memulai tahun 2025 lebih tinggi; yen terjebak di level terendah lima bulan.

02 Jan 2025, 08.37 WIB

239 dibaca

Pada awal tahun 2025, dolar AS menunjukkan kekuatan setelah mengalami kenaikan yang signifikan terhadap banyak mata uang lainnya. Yen Jepang, misalnya, terus melemah dan mendekati level terendah dalam lebih dari lima bulan. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi bahwa suku bunga di AS akan tetap tinggi lebih lama, yang membuat investor lebih memilih dolar. Selama tahun 2024, banyak mata uang mengalami penurunan tajam terhadap dolar, dengan yen jatuh lebih dari 10%.

Di sisi lain, euro dan poundsterling juga mengalami tantangan, meskipun poundsterling menjadi yang terbaik di antara mata uang G10. Sementara itu, dolar Australia dan Selandia Baru memulai tahun baru dengan sedikit kenaikan, tetapi tetap berada di dekat level terendah dalam dua tahun terakhir. Permintaan terhadap dolar AS meningkat karena prospek pertumbuhan yang lebih lemah di luar AS dan ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia.

Sumber: https://finance.yahoo.com/news/dollar-starts-2025-higher-yen-013706524.html

Pertanyaan Terkait

Apa yang terjadi dengan nilai tukar dolar AS di awal tahun 2025?

Nilai tukar dolar AS menguat di awal tahun 2025 setelah mengalami kenaikan yang kuat pada tahun 2024.

Mengapa yen Jepang mengalami penurunan nilai yang signifikan?

Yen Jepang mengalami penurunan nilai lebih dari 10% selama empat tahun berturut-turut, dan berada di dekat level terendah dalam lima bulan.

Apa yang diharapkan dari kebijakan pemerintahan Trump terkait ekonomi?

Kebijakan pemerintahan Trump diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menambah tekanan harga.

Bagaimana kondisi pasar mata uang global saat ini?

Pasar mata uang global saat ini dipengaruhi oleh perbedaan suku bunga yang besar antara AS dan negara lain, serta ketegangan geopolitik.

Apa yang mempengaruhi permintaan dolar AS di pasar internasional?

Permintaan dolar AS meningkat karena prospek pertumbuhan yang lebih lemah di luar AS dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta perang Rusia-Ukraina.