Apheris memikirkan kembali hambatan data AI dalam ilmu kehidupan dengan komputasi terdistribusi.
Courtesy of TechCrunch

Apheris memikirkan kembali hambatan data AI dalam ilmu kehidupan dengan komputasi terdistribusi.

02 Jan 2025, 21.00 WIB
83 dibaca
Share
AI sangat bergantung pada data, tetapi sebagian besar data kesehatan tidak digunakan karena masalah privasi pasien, regulasi, dan perlindungan kekayaan intelektual. Robin Röhm, seorang pengusaha asal Jerman, menjelaskan bahwa tantangan utama dalam membangun solusi AI di bidang kesehatan adalah kolaborasi dalam mengelola data sensitif. Perusahaannya, Apheris, berusaha mengatasi masalah ini melalui komputasi terdistribusi, yang memungkinkan data diakses secara aman untuk pelatihan model AI tanpa harus dipindahkan. Dengan pendekatan ini, Apheris telah menarik perhatian perusahaan besar seperti Roche dan beberapa rumah sakit.
Apheris baru-baru ini mendapatkan pendanaan sebesar Rp 135.67 miliar ($8,25 juta) untuk mengembangkan produk yang membantu pemilik data merasa lebih aman dalam berbagi informasi mereka. Mereka telah menemukan kesesuaian produk di pasar dan meningkatkan pendapatan mereka empat kali lipat sejak peluncuran produk baru pada akhir 2023. Apheris juga bekerja sama dengan konsorsium AI Structural Biology untuk mendukung penemuan obat berbasis AI. Röhm menekankan bahwa untuk memaksimalkan dampak AI, penting untuk mengatasi kekhawatiran pemilik data agar mereka merasa nyaman dalam berbagi data mereka.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa masalah utama yang dihadapi dalam penggunaan data kesehatan untuk AI?
A
Masalah utama adalah privasi pasien, regulasi, dan perlindungan kekayaan intelektual yang membuat sebagian besar data kesehatan tidak terpakai.
Q
Apa yang dilakukan Apheris untuk mengatasi masalah privasi data?
A
Apheris menggunakan pendekatan komputasi terdistribusi untuk membuat data dapat diakses secara aman tanpa memindahkannya.
Q
Siapa pendiri Apheris dan apa latar belakangnya?
A
Pendiri Apheris adalah Robin Röhm, yang memiliki pengalaman sebelumnya di startup Janus Genomics.
Q
Apa tujuan dari AI Structural Biology Consortium?
A
Tujuan dari AI Structural Biology Consortium adalah untuk berkolaborasi dalam penemuan obat yang didorong oleh AI.
Q
Bagaimana pendanaan baru Apheris akan mempengaruhi pertumbuhannya?
A
Pendanaan baru akan membantu Apheris untuk merekrut talenta senior dengan latar belakang ilmu kehidupan dan memperluas operasionalnya.

Artikel Serupa

Avelios mengamankan dana sebesar Rp 509.80 miliar ($31 juta)  yang dipimpin oleh Sequoia untuk memperbaiki dunia IT kesehatan yang sedang sakit.TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
130 dibaca

Avelios mengamankan dana sebesar Rp 509.80 miliar ($31 juta) yang dipimpin oleh Sequoia untuk memperbaiki dunia IT kesehatan yang sedang sakit.

Bioptimus mengumpulkan Rp 674.25 miliar ($41 juta)  untuk mengembangkan 'GPT untuk biologi'TechCrunch
Bisnis
5 bulan lalu
47 dibaca

Bioptimus mengumpulkan Rp 674.25 miliar ($41 juta) untuk mengembangkan 'GPT untuk biologi'

Innovaccer bertujuan untuk menjadi kekuatan AI di bidang kesehatan dengan pendanaan Seri F sebesar Rp 4.52 triliun ($275 juta) .TechCrunch
Sains
5 bulan lalu
88 dibaca

Innovaccer bertujuan untuk menjadi kekuatan AI di bidang kesehatan dengan pendanaan Seri F sebesar Rp 4.52 triliun ($275 juta) .

TetraScience dan Snowflake Bekerja Sama untuk Meningkatkan Kecerdasan Buatan di Bidang BiopharmaForbes
Sains
6 bulan lalu
105 dibaca

TetraScience dan Snowflake Bekerja Sama untuk Meningkatkan Kecerdasan Buatan di Bidang Biopharma

Aqemia mengumpulkan dana sebesar Rp 624.91 miliar ($38 juta)  untuk menemukan obat baru dengan menggabungkan fisika teoretis dan GenAI.TechCrunch
Sains
6 bulan lalu
174 dibaca

Aqemia mengumpulkan dana sebesar Rp 624.91 miliar ($38 juta) untuk menemukan obat baru dengan menggabungkan fisika teoretis dan GenAI.

Cradle mengembangkan platform AI desain protein (dan laboratorium basah) dengan pendanaan baru sebesar Rp 1.20 triliun ($73 juta) .TechCrunch
Teknologi
6 bulan lalu
109 dibaca

Cradle mengembangkan platform AI desain protein (dan laboratorium basah) dengan pendanaan baru sebesar Rp 1.20 triliun ($73 juta) .