Lima Tren Dalam Serangan Siber yang Merusak untuk Tahun 2025
Courtesy of Forbes

Lima Tren Dalam Serangan Siber yang Merusak untuk Tahun 2025

Forbes
DariĀ Forbes
10 Jan 2025, 14.00 WIB
202 dibaca
Share
James Blake, yang merupakan Wakil Presiden Cyber Resiliency di Cohesity, menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh para Chief Information Security Officers (CISOs) dalam menghadapi serangan siber yang semakin canggih. Pada tahun 2023, pendapatan dari ransomware mencapai lebih dari Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , dan pada tahun 2024, negara-negara mulai bersiap untuk kemungkinan serangan fisik. Di tahun 2025, CISOs perlu membangun ketahanan yang lebih baik karena serangan siber semakin sulit dideteksi, terutama dengan penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh penyerang untuk meningkatkan teknik phishing mereka. Meskipun AI dapat membantu dalam mendeteksi ancaman, peran manusia tetap penting dalam merespons dan memulihkan sistem yang terpengaruh.
Selain itu, kolaborasi antara aktor negara dan operator ransomware menjadi perhatian utama, dengan negara-negara seperti Rusia dan Iran terlibat dalam serangan siber yang dapat mengancam organisasi di Barat. CISOs dan CIOs perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa strategi pemulihan dan investigasi yang tepat diterapkan, agar organisasi tidak hanya mengandalkan pemulihan cepat tanpa memahami akar masalahnya. Dengan pendekatan yang tepat, organisasi dapat meminimalkan risiko serangan ulang dan memastikan keamanan sistem mereka.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa James Blake dan apa perannya di Cohesity?
A
James Blake adalah Wakil Presiden Resiliensi Siber di Cohesity, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai CISO dan dalam respons insiden.
Q
Apa yang terjadi dengan pendapatan ransomware pada tahun 2023?
A
Pada tahun 2023, pendapatan ransomware melebihi $1 miliar.
Q
Bagaimana AI mempengaruhi serangan siber dan pertahanan?
A
AI dapat menjadi pengganda kekuatan bagi kedua belah pihak, tetapi tidak boleh dianggap sebagai solusi yang sempurna untuk mengatasi ancaman siber.
Q
Apa tantangan yang dihadapi organisasi dalam merespons serangan siber?
A
Organisasi harus membangun ketahanan yang tepat untuk menyelidiki dan memberantas ancaman dari kelompok yang terampil dan termotivasi.
Q
Mengapa kolaborasi antara aktor negara dan operator ransomware menjadi perhatian?
A
Kolaborasi ini meningkatkan risiko serangan terhadap organisasi, karena aktor negara dapat menggunakan operator ransomware sebagai penutup untuk operasi spionase mereka.

Artikel Serupa

Mengapa Kebanyakan Organisasi Kehilangan Makna Sebenarnya Dari Ketahanan SiberForbes
Teknologi
4 bulan lalu
110 dibaca

Mengapa Kebanyakan Organisasi Kehilangan Makna Sebenarnya Dari Ketahanan Siber

Menavigasi Perbatasan Baru Ancaman Email: Lima Serangan yang Muncul Membentuk Keamanan Siber di 2025Forbes
Teknologi
4 bulan lalu
170 dibaca

Menavigasi Perbatasan Baru Ancaman Email: Lima Serangan yang Muncul Membentuk Keamanan Siber di 2025

Menaklukkan Ketidakpastian: Membangun Kemampuan Unik untuk Ketahanan yang KuatForbes
Bisnis
5 bulan lalu
73 dibaca

Menaklukkan Ketidakpastian: Membangun Kemampuan Unik untuk Ketahanan yang Kuat

Strategi Keamanan Siber Hanya Sebaik FondasinyaForbes
Teknologi
5 bulan lalu
56 dibaca

Strategi Keamanan Siber Hanya Sebaik Fondasinya

Keamanan Siber di 2025: Peran CISO yang Berkembang, Regulasi Baru, dan LainnyaForbes
Teknologi
5 bulan lalu
86 dibaca

Keamanan Siber di 2025: Peran CISO yang Berkembang, Regulasi Baru, dan Lainnya

Ransomware Sedang Berubah: Cara Kita Menanggapinya Juga Harus BerubahForbes
Teknologi
5 bulan lalu
38 dibaca

Ransomware Sedang Berubah: Cara Kita Menanggapinya Juga Harus Berubah