Courtesy of YahooFinance
Dolar AS berada di dekat level tertinggi dalam lebih dari dua tahun setelah data ekonomi yang kuat, sementara kekhawatiran tentang kesehatan fiskal Inggris membuat poundsterling tetap lemah. Dengan Donald Trump yang akan kembali menjabat sebagai Presiden, banyak yang memperkirakan kebijakannya akan meningkatkan pertumbuhan tetapi juga menambah tekanan harga. Ancaman tarif dan pendekatan hati-hati Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga telah meningkatkan imbal hasil Treasury dan dolar, yang membuat mata uang lain seperti euro, pound, yen, dan yuan tertekan.
Baca juga: Dolar berada dalam posisi lemah karena kekhawatiran ekonomi mengurangi kepercayaan; yuan menguat.
Sementara itu, pasar mulai memperhatikan kemungkinan kenaikan tarif secara bertahap oleh pemerintah AS. Dolar AS diperkirakan akan tetap kuat sepanjang tahun, mirip dengan periode tarif pada 2018-2019. Poundsterling mengalami tekanan karena meningkatnya imbal hasil obligasi di Inggris, yang dapat memaksa pemerintah untuk mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak. Di sisi lain, dolar Australia dan dolar Selandia Baru juga mengalami pergerakan, dengan dolar Australia sedikit menguat setelah mencapai level terendah sejak April 2020.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan dolar AS menguat baru-baru ini?A
Dolar AS menguat karena data ekonomi yang kuat dan pengurangan ekspektasi pemotongan suku bunga di AS.Q
Siapa yang dijadwalkan kembali ke Gedung Putih minggu depan?A
Donald Trump dijadwalkan kembali ke Gedung Putih minggu depan.Q
Apa dampak dari kebijakan tarif yang diharapkan oleh pasar?A
Pasar mengharapkan kebijakan tarif dapat meningkatkan pertumbuhan tetapi juga menambah tekanan inflasi.Q
Bagaimana kondisi sterling saat ini?A
Sterling berada di bawah tekanan dengan nilai terendah sejak November 2023 akibat kekhawatiran kesehatan fiskal Inggris.Q
Apa langkah yang diambil PBOC untuk mendukung yuan?A
PBOC telah mengeluarkan berbagai langkah untuk mendukung yuan yang lemah, termasuk meningkatkan aliran modal.