Bagaimana para pencemar besar memanfaatkan miliaran dalam pinjaman hijau
Courtesy of YahooFinance

Rangkuman Berita: Bagaimana para pencemar besar memanfaatkan miliaran dalam pinjaman hijau

YahooFinance
Dari YahooFinance
15 Januari 2025 pukul 17.02 WIB
118 dibaca
Share
Beberapa perusahaan besar seperti Shell dan Drax telah menerima pinjaman yang disebut "sustainability-linked loans" (SLLs) dari bank-bank besar dengan syarat untuk meningkatkan praktik lingkungan mereka. Namun, pinjaman ini tidak memiliki akuntabilitas yang ketat, sehingga perusahaan tidak diwajibkan untuk menggunakan dana tersebut untuk mencapai target keberlanjutan mereka. Investigasi menunjukkan bahwa lebih dari Rp 4.70 quadriliun ($286 miliar) dalam SLLs telah diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang berkontribusi pada kerusakan lingkungan, seperti industri bahan bakar fosil dan penebangan hutan, tanpa adanya pengawasan yang memadai.
Meskipun SLLs dimaksudkan untuk mendorong perusahaan agar lebih ramah lingkungan, banyak yang justru menggunakannya untuk memperbaiki citra mereka tanpa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa perusahaan bahkan melanjutkan atau memperluas operasi yang merusak lingkungan setelah menerima pinjaman ini. Penelitian menunjukkan bahwa SLLs sering kali tidak menghasilkan perubahan yang terukur dan dapat mengalihkan dana dari proyek yang benar-benar berkelanjutan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa SLLs lebih berfungsi sebagai alat untuk "greenwashing" atau menciptakan kesan positif tanpa tindakan nyata untuk melindungi lingkungan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu pinjaman berkelanjutan dan bagaimana cara kerjanya?
A
Pinjaman berkelanjutan adalah jenis pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dengan komitmen untuk meningkatkan praktik lingkungan mereka, tetapi tidak memerlukan akuntabilitas yang ketat.
Q
Mengapa Drax dan Enbridge mendapatkan pinjaman berkelanjutan?
A
Drax dan Enbridge mendapatkan pinjaman berkelanjutan untuk mendukung klaim mereka dalam mengurangi emisi karbon, meskipun ada bukti bahwa mereka terus memperluas operasi yang merusak lingkungan.
Q
Apa kritik utama terhadap pinjaman berkelanjutan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan ini?
A
Kritik utama terhadap pinjaman berkelanjutan adalah bahwa mereka sering digunakan untuk 'greenwashing' dan tidak menghasilkan perubahan yang terukur dalam praktik lingkungan perusahaan.
Q
Bagaimana dampak lingkungan dari praktik yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini?
A
Dampak lingkungan dari praktik perusahaan ini termasuk peningkatan emisi karbon dan deforestasi, yang berkontribusi pada perubahan iklim.
Q
Apa yang dilakukan oleh Royal Golden Eagle terkait dengan kebijakan nol deforestasi?
A
Royal Golden Eagle mengklaim memiliki kebijakan nol deforestasi, tetapi ada laporan yang menunjukkan bahwa mereka terlibat dalam praktik deforestasi meskipun menerima pinjaman berkelanjutan.

Rangkuman Berita Serupa

Keluar dari kelompok iklim oleh bank-bank Wall Street membuat para advokat khawatir.Reuters
Finansial
3 bulan lalu
44 dibaca

Keluar dari kelompok iklim oleh bank-bank Wall Street membuat para advokat khawatir.

Bank-bank Teratas di Wall Street Baru Saja Meninggalkan Aliansi yang Pernah PopulerYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
57 dibaca

Bank-bank Teratas di Wall Street Baru Saja Meninggalkan Aliansi yang Pernah Populer

Bank-bank Teratas di Wall Street Baru Saja Meninggalkan Aliansi yang Pernah PopulerYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
45 dibaca

Bank-bank Teratas di Wall Street Baru Saja Meninggalkan Aliansi yang Pernah Populer

Perusahaan Blue Chip Meninggalkan Istilah ESG Dari Pinjaman MerekaYahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
111 dibaca

Perusahaan Blue Chip Meninggalkan Istilah ESG Dari Pinjaman Mereka

Bank-bank yang Menawarkan Kesepakatan SRT Menemukan ESG Sebagai Jalur Cepat Menuju InvestorYahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
129 dibaca

Bank-bank yang Menawarkan Kesepakatan SRT Menemukan ESG Sebagai Jalur Cepat Menuju Investor

Krisis properti perkantoran mulai muncul di bank-bank regional.YahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
109 dibaca

Krisis properti perkantoran mulai muncul di bank-bank regional.