Analisis - Sektor pengolahan minyak yang luas di China menghadapi guncangan seiring dengan puncaknya permintaan bahan bakar.

Dalam sepuluh tahun ke depan, hingga 10% kapasitas penyulingan minyak di Tiongkok diperkirakan akan ditutup karena permintaan bahan bakar yang lebih cepat menurun dari yang diperkirakan. Hal ini disebabkan oleh pengetatan sanksi AS yang dapat menghentikan akses ke minyak murah dari negara seperti Iran, serta upaya pemerintah Tiongkok untuk mengurangi efisiensi dengan menutup pabrik-pabrik yang lebih kecil dan kurang efisien. Pabrik-pabrik penyulingan yang lebih kecil, terutama yang dikenal sebagai "teapot", beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah dan menghadapi tantangan besar untuk bertahan. Pemerintah Tiongkok telah mulai menutup pabrik-pabrik kecil dan mengalihkan fokus ke investasi dalam bahan kimia yang lebih tinggi. Beberapa pabrik besar juga direncanakan untuk ditutup atau diubah menjadi pabrik yang lebih kecil dan lebih efisien. Dengan penurunan permintaan dan pengetatan kebijakan, banyak pekerja di industri penyulingan minyak merasa khawatir tentang masa depan pekerjaan mereka, terutama di daerah seperti Shandong yang merupakan pusat penyulingan independen.