Courtesy of Axios

Microsoft dan Chestnut Carbon Berkolaborasi Selamatkan Bumi Lewat Penanaman Pohon

30 Jan 2025, 20.29 WIB

114 dibaca

Chestnut Carbon, sebuah perusahaan yang fokus pada penghilangan karbon dengan cara alami, telah menandatangani perjanjian jangka panjang dengan Microsoft untuk menyediakan kredit penghilangan karbon dari proyek-proyek mereka di Arkansas, Texas, dan Louisiana. Perjanjian ini berlangsung selama 25 tahun dan merupakan salah satu proyek penanaman kembali hutan terbesar di Amerika Serikat. Dalam kesepakatan ini, lebih dari tujuh juta ton kredit penghilangan karbon akan disuplai ke Microsoft, yang akan digunakan untuk membantu perusahaan tersebut mengurangi emisi karbonnya.

Proyek ini melibatkan pemulihan 60.000 hektar lahan dengan menanam lebih dari 35 juta pohon asli yang akan menyerap karbon saat tumbuh. Microsoft, yang merupakan pembeli terbesar kredit penghilangan karbon di dunia, berusaha untuk mengimbangi peningkatan penggunaan energi dari pusat data yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI). Meskipun ada kritik terhadap solusi berbasis alam ini, seperti bagaimana cara menghitung emisi karbon yang diserap oleh hutan yang dipulihkan, Chestnut Carbon mengklaim bahwa mereka memiliki metode yang jelas untuk memastikan bahwa karbon yang dihitung benar-benar tambahan dan tidak akan terjadi tanpa proyek mereka.

Referensi:
[1] https://www.axios.com/2025/01/30/microsoft-carbon-removal-removal-credits-chestnut

Analisis Kami

"Kesepakatan jangka panjang seperti ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam menggabungkan teknologi dan pendekatan alam untuk mengatasi krisis iklim. Namun, keandalan pengukuran dan tambahan karbon yang dihasilkan masih perlu pengawasan ketat agar target pengurangan karbon dapat dipenuhi secara kredibel."

Analisis Ahli

Dr. Maria Santoso (Aktivis Lingkungan dan Dosen Ekologi)

"Kesepakatan ini adalah tanda positif, tetapi transparansi data dan audit pihak ketiga sangat penting untuk memastikan bahwa karbon yang dihitung benar-benar terhapus dari atmosfer."

Prof. Agus Rahayu (Ahli Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia)

"Solusi berbasis alam harus dipadukan dengan teknologi lain untuk menciptakan pendekatan hibrida yang efektif dan berkelanjutan dalam mitigasi perubahan iklim."

Prediksi Kami

Kesepakatan seperti ini akan semakin banyak terjadi dan menjadi tren utama dalam pengurangan jejak karbon perusahaan teknologi, terutama dengan meningkatnya tekanan lingkungan dan kebutuhan energi AI yang semakin tinggi.