Courtesy of YahooFinance

Ketegangan Perang Dagang AS-China Pangkas Keuntungan Saham Asia dan Picu Waspada Investor

05 Feb 2025, 09.28 WIB

273 dibaca

Pasar saham di Asia mengalami penurunan setelah saham China dibuka lebih rendah, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Investor menjadi lebih berhati-hati karena adanya tarif 10% yang dikenakan AS pada barang-barang impor dari China, yang memicu respons cepat dari Beijing. Meskipun beberapa investor melihat respons China sebagai langkah yang hati-hati untuk menghindari konflik besar, ada kekhawatiran bahwa data aktivitas manufaktur yang lebih lemah dari yang diharapkan dan penurunan nilai yuan dapat mempengaruhi saham China.

Sementara itu, saham Jepang juga mengalami penurunan setelah yen menguat terhadap dolar, dan harga minyak sedikit menurun karena kekhawatiran bahwa perang dagang dapat mempengaruhi pertumbuhan global. Meskipun ada ketidakpastian, beberapa analis percaya bahwa jika negosiasi perdagangan antara AS dan China dapat ditunda, hal itu akan baik untuk pasar. Goldman Sachs memprediksi bahwa indeks saham China dapat naik 14% pada akhir tahun jika pemerintah China meluncurkan stimulus kebijakan yang diharapkan.

--------------------

Analisis Kami: Perang dagang AS-China kembali menunjukkan bahwa ketegangan geopolitik bisa dengan cepat memengaruhi sentimen pasar dan kestabilan keuangan global. Meskipun ada risiko volatilitas jangka pendek, kebijakan stimulus Beijing dapat menjadi katalis positif yang menjaga daya tarik investasi di pasar China.

--------------------

Analisis Ahli:

Kenny Wen: Jika ada penundaan dalam pengenaan tarif, pasar dapat memperoleh keuntungan, namun eskalasi lebih lanjut tetap berisiko.

Marvin Chen: Penundaan negosiasi dagang menyebabkan volatilitas jangka pendek, tapi negosiasi tetap mungkin terjadi.

Goldman Sachs: MSCI China Index memiliki potensi kenaikan 14% sampai akhir tahun dengan asumsi stimulus efektif.

--------------------

What's Next: Ketegangan perdagangan antara AS dan China diperkirakan akan terus memicu volatilitas pasar global dalam jangka pendek, namun adanya kebijakan stimulus dari Beijing dapat mendorong pemulihan pasar saham China di akhir tahun.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/asian-stocks-track-us-higher-224408875.html