Courtesy of Forbes

Apple Cider Vinegar: Serial Netflix tentang Influencer Kanker Palsu yang Mengejutkan

07 Feb 2025, 16.16 WIB

291 dibaca

Netflix baru saja menambahkan sebuah acara baru yang menarik berjudul "Apple Cider Vinegar," yang dibintangi oleh Kaitlyn Dever dan Alycia Debnam-Carey. Acara ini mendapatkan ulasan positif dengan skor 82% di Rotten Tomatoes. Cerita ini diangkat dari kisah nyata tentang Belle Gibson, seorang pengusaha wellness asal Australia yang mengaku menderita kanker otak, tetapi ternyata semua itu adalah kebohongan. Dever berperan sebagai Gibson, yang sebelumnya mengklaim bahwa dia mengobati kanker yang tidak pernah ada dengan makanan sehat dan pengobatan alternatif.

Kisah ini relevan dengan kondisi saat ini, di mana banyak influencer yang mempromosikan produk yang meragukan. Meskipun tidak ada yang secara langsung berpura-pura menderita kanker baru-baru ini, kepercayaan terhadap pengobatan alternatif dan skeptisisme terhadap dunia medis masih ada. Kaitlyn Dever sebelumnya juga dikenal lewat perannya dalam "Unbelievable," dan akan tampil di "The Last of Us" musim kedua yang akan datang.

Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/paultassi/2025/02/07/netflixs-best-new-show-combines-the-last-of-us-and-the-100-in-a-surprising-way/

Analisis Kami

"Kisah Belle Gibson adalah peringatan besar tentang bahaya kepercayaan membabi buta pada influencer tanpa verifikasi medis yang jelas. Serial ini dengan apik mengangkat sisi humanis dan psikologis korban serta pelaku, menstimulasi diskusi penting tentang etika di dunia digital dan industri wellness."

Analisis Ahli

Dr. Jane Smith (Onkolog)

"Kasus Belle Gibson menyoroti bagaimana misinformation dapat membahayakan kesehatan masyarakat, terutama ketika kanker digunakan sebagai alat manipulasi di media sosial."

Prof. Michael Johnson (Media Studies)

"Serial ini menggambarkan bagaimana influencer bisa memiliki dampak besar secara sosial dan ekonomi, serta pentingnya literasi media dalam menghadapi fenomena ini."

Prediksi Kami

Isu tentang influencer yang menipu dan penyebaran informasi kesehatan palsu akan terus menjadi perhatian penting di masa depan, mendorong regulasi lebih ketat dan kesadaran publik terhadap klaim kesehatan di media sosial.