Raja dolar muncul sebagai ancaman baru bagi pandangan pendapatan Big Tech.

Kenaikan nilai dolar AS yang signifikan berdampak negatif pada pendapatan perusahaan-perusahaan multinasional di AS, seperti Amazon dan Apple. Dolar telah naik hampir 7% sejak bulan September, yang membuat investor khawatir tentang seberapa lama pasar saham dapat bertahan dengan kekuatan dolar ini. Kenaikan nilai dolar mengurangi permintaan ekspor dan nilai pendapatan dari luar negeri, yang dapat merugikan perusahaan-perusahaan besar. Banyak perusahaan dalam indeks S&P 500 telah menyebutkan dampak nilai tukar dalam laporan pendapatan mereka, dan ada kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan ini mungkin mengalami penurunan pendapatan jika dolar terus menguat. Selain itu, tarif yang dikenakan pada barang-barang dari China juga menjadi perhatian, terutama bagi perusahaan yang memiliki eksposur tinggi terhadap pasar China, seperti Tesla dan Apple. Meskipun ada harapan bahwa kebijakan ekonomi yang pro-pertumbuhan dapat membantu, tantangan tetap ada, terutama dengan ekspektasi pertumbuhan pendapatan yang tinggi. Para analis memperingatkan bahwa jika nilai dolar terus meningkat, hal ini dapat menyebabkan masalah bagi perusahaan-perusahaan yang telah mendukung pemulihan laba, dan investor mungkin harus lebih waspada terhadap dampak yang ditimbulkan.