Courtesy of YahooFinance
Awal Trump 2.0: Dealmaking Lambat dan Isu Debanking Mengguncang Wall Street
11 Feb 2025, 16.00 WIB
63 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Ketidakpastian geopolitik dapat mempengaruhi keputusan investasi.
- Regulasi yang lebih jelas diperlukan untuk mengatasi isu 'debanking'.
- Kebijakan pajak yang diusulkan dapat berdampak besar pada industri hedge funds dan private equity.
Awal pemerintahan Donald Trump yang kedua tidak berjalan sesuai harapan Wall Street. Pada bulan Januari, transaksi merger dan akuisisi (M&A) mencapai angka terendah dalam lebih dari satu dekade, dan ada ancaman terhadap pemotongan pajak yang menguntungkan bagi dana lindung nilai dan perusahaan ekuitas swasta. Selain itu, bank-bank besar juga menghadapi pertanyaan mengenai apakah mereka telah "menghilangkan" pelanggan tertentu. Meskipun ada harapan untuk peningkatan aktivitas bisnis setelah pemilihan Trump, kenyataannya justru sebaliknya, dengan ketidakpastian mengenai rencana tarif dan regulasi baru yang membuat banyak perusahaan ragu untuk mengambil langkah besar.
Meskipun ada penurunan dalam aktivitas M&A, saham bank-bank besar seperti JPMorgan Chase dan Goldman Sachs justru mengalami kenaikan. Namun, Trump juga mengangkat isu tentang bank yang menolak layanan kepada pelanggan berdasarkan keyakinan pribadi mereka, yang memicu perdebatan di kalangan politisi. Sementara itu, ada kekhawatiran bahwa pemotongan pajak untuk manajer investasi bisa dihapus, yang akan berdampak besar pada industri tersebut. Meskipun ada tantangan, bank-bank tetap optimis bahwa perbaikan dalam regulasi dapat membantu mereka di masa depan.
--------------------
Analisis Kami: Situasi ini menegaskan bahwa dunia keuangan tidak bisa hanya mengandalkan harapan politik tanpa melihat realitas pasar dan regulasi yang kompleks. Isu debanking dan potongan pajak carried interest menjadi indikator bahwa politik dan ekonomi saling mempengaruhi secara dinamis, dan pelaku pasar harus siap beradaptasi dengan cepat.
--------------------
Analisis Ahli:
Sergio Ermotti: Ketidakpastian geopolitik dan tarif menciptakan kelemahan sementara dalam kemampuan pelaku pasar untuk melakukan eksekusi transaksi besar, namun tidak akan menentukan hasil sepanjang tahun.
Scott Sperling: Valuasi perusahaan yang historis tinggi menjadi faktor utama perlambatan aktivitas M&A awal 2025, mempengaruhi ekspektasi pengembalian finansial dari transaksi.
--------------------
What's Next: Ketidakpastian kebijakan tarif dan regulasi akan terus menahan pertumbuhan M&A sementara tekanan politik dan perubahan regulasi pajak dapat memicu perubahan signifikan pada industri keuangan dan investasi dalam tahun ini.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/the-start-of-trump-20-is-not-quite-what-wall-street-expected-090040949.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/the-start-of-trump-20-is-not-quite-what-wall-street-expected-090040949.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diharapkan Wall Street dari Trump 2.0?A
Wall Street mengharapkan adanya lonjakan dalam transaksi M&A dan pendekatan yang lebih menguntungkan terhadap perusahaan besar di Washington, DC.Q
Mengapa bulan Januari dianggap lambat untuk transaksi M&A?A
Bulan Januari dianggap lambat karena merupakan waktu yang biasanya tidak aktif untuk transaksi baru dan ketidakpastian yang ada.Q
Apa yang terjadi dengan kebijakan pajak untuk hedge funds?A
Kebijakan pajak untuk hedge funds terancam karena Trump ingin menutup pemotongan pajak yang dikenal sebagai carried interest deduction.Q
Siapa yang terlibat dalam kontroversi 'debanking'?A
Donald Trump dan CEO Bank of America, Brian Moynihan, terlibat dalam kontroversi mengenai 'debanking' pelanggan yang memiliki keyakinan pribadi tertentu.Q
Apa yang diharapkan oleh bank-bank besar terkait regulasi di masa depan?A
Bank-bank besar berharap bahwa perbaikan dalam isu regulasi dapat menguntungkan mereka jika persyaratan yang ketat dilonggarkan.