Apakah gelar PhD kehilangan daya tariknya? Mengapa semakin sedikit siswa yang mendaftar untuk gelar doktor?

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah mahasiswa yang mendaftar program PhD di beberapa negara, seperti Australia, Jepang, Brasil, dan Inggris, mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya hidup, rendahnya tunjangan, dan terbatasnya pilihan pekerjaan setelah lulus. Para ahli menyatakan bahwa penurunan ini harus menjadi perhatian serius bagi negara-negara tersebut, karena dapat mengakibatkan hilangnya bakat yang berpotensi memperlambat kemajuan ilmiah. Misalnya, di Australia, rata-rata tunjangan PhD hanya sekitar AURp 526.24 ribu ($32.000) , yang jauh di bawah upah minimum dan tidak cukup untuk mendukung mahasiswa yang biasanya sudah berkeluarga. Di Jepang, jumlah pendaftar PhD juga menurun sejak awal 2000-an, dan pemerintah telah merespons dengan memberikan dana tambahan untuk mahasiswa doktoral. Sementara itu, di Brasil, penurunan pendaftar PhD disebabkan oleh krisis ekonomi dan kurangnya dukungan pemerintah untuk sains dan teknologi. Namun, ada harapan baru karena pemerintah Brasil baru-baru ini meningkatkan nilai beasiswa untuk mahasiswa pascasarjana. Di Kanada, meskipun jumlah pendaftar PhD belum menurun, ada kebutuhan untuk meningkatkan dana agar mahasiswa doktoral dapat hidup dengan layak. Semua ini menunjukkan pentingnya reformasi dalam kondisi kerja dan dukungan finansial untuk menarik lebih banyak mahasiswa ke program doktoral.