Courtesy of YahooFinance

Acer Naikkan Harga Laptop 10% Akibat Tarif Impor AS dari China

16 Feb 2025, 15.02 WIB

147 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Kenaikan harga laptop Acer disebabkan oleh tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah AS.
Tarif dapat berdampak signifikan pada harga barang dan ekonomi konsumen.
Acer sedang mempertimbangkan untuk memindahkan produksi dari China ke lokasi lain.

Bos dari Acer, salah satu produsen komputer terbesar di dunia, mengumumkan bahwa harga laptop akan naik sebesar 10% akibat tarif yang dikenakan oleh Donald Trump. Jason Chen, CEO Acer, mengatakan bahwa kenaikan harga ini akan berlaku mulai bulan depan dan disebabkan oleh pajak impor yang diterapkan pada produk yang dibuat di China. Meskipun Acer mempertimbangkan untuk memindahkan produksi ke negara lain, termasuk Amerika Serikat, harga laptop yang lebih mahal bisa menambah ratusan dolar bagi konsumen.

Tarif ini diperkirakan akan berdampak besar pada konsumen di AS, dengan kemungkinan biaya tambahan mencapai Rp 2.35 quadriliun ($143 miliar) . Meskipun Trump sebelumnya menyatakan bahwa tarif tidak akan meningkatkan harga konsumen, ia kemudian mengakui bahwa harga bisa naik akibat pajak tersebut. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa tarif yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan penjualan dan dampak negatif pada ekonomi.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/computer-giant-raise-prices-10pc-080200550.html

Analisis Kami

"Kebijakan tarif ini walau berdampak positif pada industri dalam negeri dalam hal tenaga kerja, sebenarnya dapat merugikan konsumen secara langsung melalui harga yang lebih mahal. Perusahaan seperti Acer harus mengambil keputusan sulit antara menaikkan harga atau mengubah rantai pasok yang memakan waktu dan biaya besar."

Analisis Ahli

Ekonom Perdagangan Internasional

"Tarif ini merupakan pedang bermata dua; sementara melindungi industri domestik secara jangka pendek, risiko inflasi dan perlambatan konsumsi dalam jangka panjang sangat nyata."

Analis Rantai Pasok

"Relokasi manufaktur ke luar China sangat kompleks dan bukan solusi instan karena biaya investasi dan ketersediaan infrastruktur serta tenaga kerja berkualitas harus dipertimbangkan."

Prediksi Kami

Tarif impor ini kemungkinan akan menyebabkan harga produk teknologi naik lebih lanjut dan memicu relokasi manufaktur dari China ke negara lain, termasuk AS, sehingga mengubah lanskap produksi perangkat teknologi global.