Courtesy of YahooFinance

Donald Filantropi Amerika Berikan Miliaran untuk Pendidikan dan Kesehatan

04 Mar 2025, 23.27 WIB

183 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Michael Bloomberg adalah donor terbesar dengan sumbangan $3,7 miliar pada tahun 2024.
Banyak donor besar berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan keadilan sosial.
Beberapa donor memilih untuk memberikan sumbangan secara anonim untuk menghindari kontroversi.

Michael Bloomberg, mantan walikota New York City, kembali menjadi donor terbesar untuk amal pada tahun 2024, menyumbangkan total Rp 60.85 triliun ($3,7 miliar) untuk berbagai tujuan seperti seni, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan masyarakat. Salah satu sumbangannya yang signifikan adalah Rp 16.45 triliun ($1 miliar) untuk Johns Hopkins University, yang akan membuat sekolah kedokteran gratis dan memberikan bantuan keuangan untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan masyarakat. Bloomberg percaya bahwa memberi saat masih hidup lebih memuaskan daripada menunggu sampai meninggal.

Selain Bloomberg, ada lima donor lain yang juga menyumbangkan lebih dari Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , termasuk Reed Hastings dari Netflix dan Warren Buffett. Total sumbangan dari 50 donor teratas mencapai Rp 266.41 triliun ($16,2 miliar) , dengan sumbangan median sebesar Rp 1.64 triliun ($100 juta) . Namun, tidak semua orang kaya di Amerika menyumbang, hanya 19 dari 400 orang terkaya yang muncul dalam daftar ini. Beberapa donor memilih untuk memberikan sumbangan secara anonim karena takut menjadi sasaran kritik dalam perdebatan publik yang sering terjadi di dunia filantropi.

--------------------

Analisis Kami: Fenomena donasi besar ini menunjukkan bahwa para filantropis semakin sadar akan dampak sosial secara langsung dan ingin memberikan warisan hidup nyata daripada menunggu warisan setelah wafat. Namun, dinamika politik yang memanas dapat membatasi transparansi dan memunculkan pendekatan baru dalam dunia filantropi yang kurang terbuka.

--------------------

Analisis Ahli:

Renee Kaplan: Kepala firma advisory donor, Renee, menyoroti bahwa kekhawatiran terhadap kritik publik membuat beberapa donor memilih jalan pemberian yang lebih anonim dan kolaboratif demi melindungi reputasi mereka dan efektivitas donasi.

K. Lisa Yang: Sebagai komisaris dan filantropis yang fokus pada disabilitas, Yang menganggap politik tidak relevan bagi mereka yang menderita langsung dan menekankan urgensi bantuan tanpa harus terjebak pada kontroversi.

Warren Buffett: Sebagai pendonor terbesar dalam 25 tahun terakhir, Buffett mewakili filantropi berkelanjutan yang menempatkan prioritas pada pengembangan jangka panjang dan pemberdayaan melalui dana yang terstruktur.

--------------------

What's Next: Ke depan, semakin banyak donor besar yang memilih untuk memberikan donasi secara anonim atau bergabung dalam kolaborasi untuk mengurangi sorotan publik dan kontroversi politik, sekaligus tetap mendukung berbagai program amal secara signifikan.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/michael-bloomberg-tops-list-america-162752600.html