Courtesy of Reuters
Sebuah kelompok peretas yang didukung oleh negara China, yang dikenal dengan nama Volt Typhoon, berhasil membobol sistem Singapore Telecommunications (SingTel) pada bulan Juni. Ini merupakan bagian dari kampanye global yang menargetkan perusahaan telekomunikasi dan infrastruktur penting. Meskipun malware terdeteksi, SingTel menyatakan bahwa tidak ada data yang dicuri dan layanan mereka tidak terpengaruh. Namun, mereka tidak bisa memastikan apakah insiden ini sama dengan yang dilaporkan oleh Bloomberg.
Pemerintah China menolak tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka melawan semua bentuk serangan siber. Insiden ini dianggap sebagai percobaan oleh China untuk melakukan serangan siber di masa depan terhadap perusahaan telekomunikasi di Amerika Serikat. Informasi yang diperoleh dari insiden ini memberikan wawasan tentang meningkatnya serangan siber yang diduga berasal dari China yang menargetkan infrastruktur penting di luar negeri.