Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Likuiditas perbankan Indonesia mengalami penurunan, tercermin dari LDR yang mencapai 89%.
- Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tertekan, terutama dari nasabah perorangan.
- Perbanas optimis dapat mencapai pertumbuhan kredit double digit di masa depan.
Likuiditas perbankan di Indonesia saat ini mengalami masalah, terlihat dari rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) yang mencapai 89%. Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa pertumbuhan tabungan masyarakat di bank sedang tertekan, meskipun kredit masih tumbuh di atas 10%. Ia berharap, dengan kerjasama bersama Bank Indonesia dan OJK, pertumbuhan kredit dapat mencapai 10%-12% pada tahun 2025.
Masalah likuiditas ini disebabkan oleh kurangnya dana pihak ketiga (DPK) dari nasabah perorangan, sementara DPK dari industri justru meningkat. LDR yang tinggi menunjukkan bahwa bank mungkin mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan likuiditas. Bank Indonesia menetapkan batas LDR antara 78% dan 92%, di mana LDR di bawah 78% menunjukkan bank tidak optimal dalam menyalurkan kredit, sedangkan mendekati 92% menunjukkan likuiditas yang menipis.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan likuiditas perbankan di Indonesia saat ini?A
Likuiditas perbankan di Indonesia tengah mengering, dengan LDR mencapai 89%.Q
Apa yang dimaksud dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR)?A
LDR adalah perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank.Q
Siapa yang menyampaikan informasi mengenai kondisi perbankan Indonesia?A
Informasi mengenai kondisi perbankan Indonesia disampaikan oleh Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Umum Perbanas.Q
Apa yang menjadi penyebab utama permasalahan likuiditas di perbankan?A
Penyebab utama permasalahan likuiditas di perbankan adalah minimnya penempatan DPK oleh nasabah perorangan.Q
Apa target pertumbuhan kredit yang diharapkan oleh Perbanas hingga tahun 2025?A
Perbanas menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 10%-12% hingga tahun 2025.