Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Hilirisasi batu bara menjadi DME dapat mengurangi ketergantungan pada impor LPG.
- Proyek ini memerlukan perhatian pada aspek biaya, offtaker, dan harga batu bara.
- Kementerian ESDM berkomitmen untuk mendukung industrialisasi dan penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan energi bersih.
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada impor gas LPG. Pendanaan proyek ini akan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara. Alexander Ery Wibowo, Direktur PT Bayan Resources Tbk, menyatakan ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam proyek ini: biaya yang masuk akal, adanya komitmen dari pembeli (offtaker), dan harga batu bara yang rendah.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Tri Winanro, menambahkan bahwa pengembangan DME bertujuan untuk mendukung cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Proyek ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan mendukung industrialisasi, serta berkontribusi pada penggunaan energi yang lebih bersih.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan pengembangan hilirisasi batu bara menjadi DME?A
Tujuan pengembangan hilirisasi batu bara menjadi DME adalah untuk menjadi substitusi impor LPG dan mendukung industrialisasi di Indonesia.Q
Siapa yang akan mendanai proyek DME?A
Proyek DME akan didanai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).Q
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengembangan proyek DME?A
Tiga hal yang perlu diperhatikan adalah biaya yang masuk akal, masalah offtaker, dan harga batu bara.Q
Mengapa harga batu bara menjadi faktor penting dalam proyek ini?A
Harga batu bara penting karena diharapkan bisa rendah agar lebih cocok untuk hilirisasi.Q
Apa harapan Kementerian ESDM terkait pengembangan batu bara?A
Kementerian ESDM berharap pengembangan batu bara dapat membantu Indonesia mencapai cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045.