TurinTech mengungkapkan dukungan sebesar Rp 328.90 miliar ($20 juta)  untuk memperbaiki masalah dalam 'kode suasana'.
Courtesy of TechCrunch

Rangkuman Berita: TurinTech mengungkapkan dukungan sebesar Rp 328.90 miliar ($20 juta) untuk memperbaiki masalah dalam 'kode suasana'.

TechCrunch
DariĀ TechCrunch
18 Maret 2025 pukul 19.50 WIB
65 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Vibe coding menjadi pendekatan populer dalam pengembangan perangkat lunak dengan bantuan AI.
  • TurinTech meluncurkan Artemis untuk mengatasi masalah efisiensi dan keamanan dalam kode yang dihasilkan oleh AI.
  • Penggunaan AI dalam pengembangan perangkat lunak diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
"Vibe coding" adalah pendekatan baru dalam menulis kode menggunakan alat berbasis AI, seperti Cursor Composer, yang diperkenalkan oleh ilmuwan komputer terkenal, Andrej Karpathy. Banyak startup, sekitar 25% dari batch terbaru Y Combinator, menggunakan AI untuk menghasilkan sebagian besar kode mereka. Namun, ada kekhawatiran bahwa metode ini bisa menghasilkan kode yang tidak aman dan meningkatkan utang teknis. TurinTech, sebuah startup dari Inggris, meluncurkan produk bernama Artemis yang bertujuan untuk mengoptimalkan dan memvalidasi kode perusahaan agar lebih efisien dan aman.
Artemis berbeda dari alat AI lainnya karena tidak hanya menghasilkan kode, tetapi juga memperbaiki dan memvalidasi kode tersebut. Pendiri TurinTech, Dr. Leslie Kanthan, menjelaskan bahwa banyak kode yang dihasilkan bisa menjadi tidak efisien, dan Artemis membantu menemukan serta memperbaiki masalah tersebut. Dengan semakin banyaknya pengembang yang menggunakan AI dalam pekerjaan mereka, produk seperti Artemis bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas kode yang dihasilkan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu vibe coding?
A
Vibe coding adalah pendekatan baru dalam penulisan kode menggunakan model AI generatif, yang diciptakan oleh Andrej Karpathy.
Q
Siapa pendiri TurinTech?
A
TurinTech didirikan oleh Dr. Leslie Kanthan, Mike Basios, dan Fan Wu.
Q
Apa tujuan dari produk Artemis?
A
Tujuan dari produk Artemis adalah untuk mengoptimalkan dan memvalidasi kode perusahaan, meningkatkan efisiensi, keamanan, dan skalabilitas.
Q
Mengapa ada kekhawatiran tentang kode yang dihasilkan oleh AI?
A
Ada kekhawatiran bahwa kode yang dihasilkan oleh AI dapat mengakibatkan ketidakefisienan dan utang teknis yang meningkat.
Q
Apa yang dikatakan Gartner tentang penggunaan AI dalam pengembangan perangkat lunak?
A
Gartner memproyeksikan bahwa pada tahun 2028, 75% insinyur perangkat lunak perusahaan akan menggunakan asisten kode AI.

Rangkuman Berita Serupa

Seperempat dari startup dalam kohort saat ini di YC memiliki basis kode yang hampir sepenuhnya dihasilkan oleh AI.TechCrunch
Bisnis
1 bulan lalu
86 dibaca

Seperempat dari startup dalam kohort saat ini di YC memiliki basis kode yang hampir sepenuhnya dihasilkan oleh AI.

Agen GitHub Copilot dan Kebangkitan Asisten Koding AIForbes
Teknologi
2 bulan lalu
107 dibaca

Agen GitHub Copilot dan Kebangkitan Asisten Koding AI

LogicStar sedang membangun agen AI untuk pemeliharaan aplikasi.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
48 dibaca

LogicStar sedang membangun agen AI untuk pemeliharaan aplikasi.

AI Generatif dalam Pengembangan Perangkat Lunak: Wawasan Strategis untuk Mempercepat InovasiForbes
Teknologi
4 bulan lalu
66 dibaca

AI Generatif dalam Pengembangan Perangkat Lunak: Wawasan Strategis untuk Mempercepat Inovasi

Tessl mengumpulkan Rp 2.06 triliun ($125 juta)  dengan valuasi lebih dari Rp 8.22 triliun ($500 juta)  untuk membangun AI yang menulis dan memelihara kode.TechCrunch
Teknologi
5 bulan lalu
75 dibaca

Tessl mengumpulkan Rp 2.06 triliun ($125 juta) dengan valuasi lebih dari Rp 8.22 triliun ($500 juta) untuk membangun AI yang menulis dan memelihara kode.

Tessl mengumpulkan Rp 2.06 triliun ($125 juta)  dengan valuasi lebih dari Rp 8.22 triliun ($500 juta)  untuk membangun AI yang menulis dan memelihara kode.TechCrunch
Teknologi
5 bulan lalu
118 dibaca

Tessl mengumpulkan Rp 2.06 triliun ($125 juta) dengan valuasi lebih dari Rp 8.22 triliun ($500 juta) untuk membangun AI yang menulis dan memelihara kode.