Artikel - Platform integrasi aplikasi yang didukung AI, UnifyApps, berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp 328.90 miliar ($20 juta) dari ICONIQ Growth.

Saat ini, banyak perusahaan yang ingin menawarkan produk atau layanan berbasis kecerdasan buatan (AI). Meskipun ada banyak minat, banyak perusahaan masih ragu untuk mengadopsi solusi AI karena takut akan kesalahan yang disebut "AI hallucinations". UnifyApps, sebuah startup yang didirikan oleh Pavitar Singh, menawarkan solusi untuk masalah ini dengan menghubungkan aplikasi dan data perusahaan, sehingga memungkinkan mereka untuk membangun chatbot AI yang dapat memverifikasi informasi berdasarkan data perusahaan mereka. Meskipun banyak pesaing di pasar, UnifyApps telah menarik lebih dari 20 pelanggan, termasuk bank besar dan penyedia telekomunikasi.

UnifyApps baru-baru ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 328.90 miliar ($20 juta) dari investor, hanya enam bulan setelah mendapatkan Rp 180.90 miliar ($11 juta) dari putaran pendanaan awal. Dengan tim yang terdiri dari 150 karyawan di berbagai lokasi, UnifyApps berkomitmen untuk memastikan produk mereka sempurna agar perusahaan besar dapat mengadopsinya dengan aman. Pendiri Pavitar Singh memiliki pengalaman lebih dari 11 tahun sebagai CTO di perusahaan lain, dan investor percaya bahwa pendekatan AI yang ditawarkan UnifyApps memberikan keunggulan di pasar yang kompetitif ini.

Sumber: https://techcrunch.com/2024/11/08/unifyapps-ai-powered-app-integration-platform-grabs-20m-from-iconiq-growth/

Platform integrasi aplikasi yang didukung AI, UnifyApps, berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp 328.90 miliar ($20 juta) dari ICONIQ Growth.

Artikel Serupa

Bagaimana Mengubah Bisnis Anda dengan AI: Panduan untuk Pemimpin SaaS

Synthesia mengumpulkan Rp 2.96 triliun ($180 juta) dengan valuasi Rp 34.53 triliun ($2,1 miliar) untuk platform video AI B2B-nya.

Startup perwakilan penjualan AI sedang berkembang pesat. Jadi, mengapa para VC berhati-hati?

Empat startup dari batch Musim Gugur YC yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Setelah menjual startup terakhirnya ke IBM, pendiri ini kini ingin membawa 'memori agensi' ke data perusahaan.

CEO Inflection mengatakan bahwa mereka telah berhenti mencoba membuat model AI generasi berikutnya.

CEO Inflection AI mengatakan bahwa mereka telah berhenti mencoba membuat model AI generasi berikutnya.