Courtesy of YahooFinance

Saham Tesla Turun Karena Tarif Trump dan Kontroversi Elon Musk

31 Mar 2025, 22.33 WIB

135 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Tarif yang akan diberlakukan oleh Trump dapat berdampak signifikan pada penjualan Tesla.
Elon Musk menghadapi tantangan dalam menjaga citra merek Tesla di tengah ketidakpuasan politik.
Persaingan dari produsen kendaraan listrik lain seperti BYD semakin meningkat, terutama di pasar China.

Saham Tesla (TSLA) turun hingga 6% pada hari Senin, yang juga mempengaruhi saham perusahaan teknologi besar lainnya. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif Presiden Trump yang akan memberlakukan tarif 25% pada mobil dan beberapa suku cadang mobil asing. Meskipun Tesla mungkin tidak terkena dampak seburuk perusahaan mobil lainnya, CEO Elon Musk mengakui bahwa tarif ini tetap memberikan dampak yang signifikan bagi perusahaan.

Tesla diperkirakan akan melaporkan angka penjualan mobil listrik untuk kuartal Maret pada hari Rabu, dengan rata-rata pengiriman diperkirakan mencapai 390.342 kendaraan. Namun, beberapa analis memperkirakan angka tersebut akan lebih rendah. Misalnya, analis dari Stifel memperkirakan pengiriman hanya 353.418 kendaraan, sementara RBC Capital memperkirakan 364.000. Penurunan penjualan ini juga dipengaruhi oleh sentimen negatif terhadap Musk dan persaingan yang semakin ketat dari produsen mobil listrik lain, terutama di China.

Analis juga mencatat bahwa peluncuran model Tesla yang baru dan lebih terjangkau, serta model Y yang sangat dinanti, dapat menghambat penjualan dalam jangka pendek. Selain itu, ada laporan tentang protes terhadap Musk yang menyebabkan kerusakan pada properti Tesla dan mobil pelanggan, yang juga berdampak negatif pada penjualan. Meskipun ada tantangan ini, beberapa analis masih memberikan peringkat beli untuk saham Tesla, meskipun mereka menurunkan target harga mereka.

--------------------

Analisis Kami: Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat sebenarnya menciptakan ketidakpastian yang besar bagi industri otomotif, termasuk Tesla meskipun secara langsung tidak terkena dampak paling parah. Peran Elon Musk yang kontroversial dalam politik semakin memperparah sentimen investor dan konsumen yang memicu penurunan saham dan potensi penurunan penjualan dalam waktu dekat.

--------------------

Analisis Ahli:

Stephen Gengaro: Menilai bahwa sentimen negatif terhadap Elon Musk dan protes fisik terhadap aset Tesla menjadi hambatan signifikan dalam penjualan jangka pendek, meskipun rating beli tetap dipertahankan.

Tom Narayan: Fokus pada lemahnya penjualan di Cina karena persaingan dari BYD dan menurunnya permintaan di Eropa akibat tarif Uni Eropa terhadap ekspor Cina.

--------------------

What's Next: Jika kebijakan tarif dan sentimen negatif terhadap Elon Musk terus berlanjut, Tesla kemungkinan akan menghadapi tekanan penjualan yang lebih besar dan mungkin harus menaikkan harga produknya untuk mengimbanginya, sehingga berpotensi menurunkan permintaan lebih jauh dalam jangka pendek.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/tesla-stock-falls-amid-investor-concerns-over-trump-tariffs-elon-musks-government-ties-153304566.html

Pertanyaan Terkait

Apa yang menyebabkan penurunan saham Tesla?

Penurunan saham Tesla disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif Presiden Trump dan peran Elon Musk dalam pemerintahan.

Berapa banyak kendaraan listrik yang diharapkan Tesla untuk dilaporkan pada kuartal Maret?

Tesla diharapkan melaporkan pengiriman rata-rata 390.342 kendaraan listrik pada kuartal Maret.

Apa dampak tarif yang akan diberlakukan oleh Trump terhadap Tesla?

Dampak tarif yang akan diberlakukan oleh Trump dianggap signifikan bagi Tesla, meskipun perusahaan ini mungkin tidak terkena dampak seburuk produsen mobil lainnya.

Siapa yang mengurangi target harga untuk saham Tesla?

Stephen Gengaro dari Stifel mengurangi target harga untuk saham Tesla menjadi $455 dari $474.

Apa yang menjadi tantangan penjualan Tesla di pasar China?

Tantangan penjualan Tesla di pasar China termasuk persaingan yang meningkat dari BYD dan permintaan yang lebih rendah di Eropa.