Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Penelitian ini mengungkapkan kelemahan potensial pada P91 steel yang dapat mempengaruhi desain reaktor fusi.
- Metode baru yang dikembangkan untuk menganalisis stres residual dapat diterapkan pada berbagai jenis sambungan logam.
- Temuan ini berkontribusi pada pengembangan teknologi energi bersih dan aman untuk masa depan.
Para insinyur di University of Surrey telah menemukan cara baru untuk menguji bagaimana komponen las bertahan di bawah panas intens yang diharapkan di dalam reaktor fusi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa baja P91, yang dianggap sebagai kandidat utama untuk reaktor fusi, menjadi lebih rapuh dan kehilangan lebih dari 30% kekuatannya pada suhu tinggi.
Tim peneliti menggunakan metode PFIB-DIC untuk menganalisis area las yang sangat sempit, yang sebelumnya terlalu kecil untuk dipelajari dengan metode konvensional. Mereka menemukan bahwa stres residual secara signifikan mempengaruhi bagaimana baja P91 berperilaku, dengan beberapa area mengalami pengerasan yang menguntungkan sementara area lain melemah.
Penelitian ini memberikan dasar untuk memvalidasi simulasi komputer dan alat prediktif berbasis AI, yang dapat mempercepat desain proyek fusi besar. Dengan komersialisasi tenaga fusi di masa depan, penelitian ini akan memainkan peran penting dalam mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk mewujudkannya, membawa kita lebih dekat untuk menyediakan listrik rendah karbon yang aman dan skala besar.