Courtesy of Wired
Teknologi dan Kontroversi Pengawasan Imigrasi dan Keamanan Siber di AS dan China
Memberikan gambaran tentang bagaimana teknologi dan kebijakan pemerintah Amerika Serikat dan China digunakan dalam pengawasan, keamanan siber, dan kontroversi terkait privasi serta enkripsi, serta dampaknya terhadap masyarakat dan keamanan nasional.
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pentingnya pemantauan dan pengawasan dalam kebijakan imigrasi AS.
- Konsekuensi dari undang-undang yang mengharuskan backdoor enkripsi pada platform media sosial.
- Tingkat kejahatan siber yang semakin meningkat dan keterlibatan negara dalam aktivitas peretasan.
United States, China - Pemerintah AS, melalui ICE, menggunakan teknologi canggih yang dikembangkan oleh Palantir untuk mengawasi imigran, termasuk orang yang memilih untuk meninggalkan negara tersebut secara sukarela. Sementara itu, pesan peringatan agresif dikirim ke pemegang status hukum sementara, terkadang salah sasaran ke warga negara AS.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dengan bantuan beberapa alat AI memantau aktivitas media sosial terkait imigrasi dan antisemitisme. Hal ini sejalan dengan upaya besar-besaran dalam penggunaan kecerdasan buatan untuk pengawasan dan penegakan hukum di ranah digital.
Program penting untuk mengelola kerentanan software, CVE Program, sempat terancam kehilangan pendanaan dari CISA, namun akhirnya berhasil dipertahankan, dan ada usulan untuk membuatnya menjadi organisasi nonprofit demi kelangsungan kerjanya.
Dari sisi legislatif, Florida mengajukan undang-undang yang akan memaksa perusahaan media sosial menyediakan backdoor enkripsi untuk penegak hukum, yang berhasil lolos di komite dan menimbulkan kekhawatiran para pakar keamanan siber karena risiko melemahkan privasi pengguna.
Baca juga: Rp 23.02 triliun ($1,4 Miliar) Dicuri Dari ByBit dalam Pencurian Crypto Terbesar Sepanjang Masa
Dalam ranah keamanan dunia maya internasional, China menuduh NSA melakukan serangan siber dan mengumumkan tiga agen yang diduga terlibat. Sementara itu di pengadilan AS, praktik pengambilan data besar-besaran dari menara seluler dianggap tidak konstitusional, meski bukti yang diambil tetap dapat digunakan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan dari kontrak Palantir dengan ICE?A
Kontrak Palantir dengan ICE bertujuan untuk membangun platform pengawasan yang dapat melacak informasi tentang orang yang memilih untuk meninggalkan AS.Q
Apa yang dilakukan CISA terkait proyek CVE?A
CISA awalnya tampak akan membatalkan pendanaan untuk program pelacakan kerentanan perangkat lunak, tetapi akhirnya melanjutkan pendanaan tersebut.Q
Apa yang diungkapkan tentang praktik pengawasan DHS?A
DHS telah mengirim email agresif kepada orang-orang dengan status hukum sementara, dan beberapa warga negara AS juga melaporkan menerima pesan tersebut.Q
Mengapa undang-undang di Florida meminta backdoor enkripsi?A
Undang-undang di Florida meminta backdoor enkripsi agar penegak hukum dapat mengakses akun pengguna media sosial dengan mudah.Q
Siapa yang dituduh oleh China terkait serangan siber?A
China menuduh tiga agen NSA terlibat dalam serangan siber terhadap industri kritis selama Asian Winter Games.