Courtesy of InterestingEngineering
Studi Baru Ungkap Bagaimana Protein Beracun Ganggu Otak Pada Alzheimer
Memahami bagaimana protein amyloid beta dan tau dalam bentuk toksik dapat merusak jaringan otak manusia dan mengembangkan metode baru menggunakan jaringan otak asli untuk mempercepat penemuan obat Alzheimer.
14 Mei 2025, 01.13 WIB
32 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penelitian menunjukkan bahwa bahkan perubahan kecil pada protein amyloid beta dapat mengganggu fungsi otak.
- Penggunaan jaringan otak manusia memungkinkan studi Alzheimer sebelum gejala klinis muncul.
- Kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu diharapkan dapat mempercepat pengembangan pengobatan untuk demensia.
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan hilangnya ingatan dan fungsi otak secara perlahan. Para ilmuwan sudah lama mempelajari dua protein utama yang berperan dalam penyakit ini, yaitu amyloid beta dan tau. Namun, bagaimana kedua protein ini bisa merusak otak masih belum sepenuhnya jelas.
Peneliti di University of Edinburgh menggunakan potongan jaringan otak manusia yang diambil saat operasi untuk meneliti efek amyloid beta. Mereka menemukan bahwa protein amyloid beta dalam bentuk normal tidak berbahaya, tapi bentuk toksiknya bisa merusak jaringan otak secara permanen dan mengganggu komunikasi antar sel otak.
Keistimewaan studi ini adalah para ilmuwan mampu menjaga fragmen otak hidup selama beberapa minggu di laboratorium. Ini membuat mereka bisa mengamati perubahan otak pada tahap awal penyakit Alzheimer secara langsung, yang sebelumnya sulit dilakukan dengan hewan percobaan seperti tikus.
Mereka juga mendapati bahwa bagian otak bernama temporal lobe mengeluarkan lebih banyak protein tau, yang dapat menyebarkan kerusakan lebih cepat antar sel. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa area ini sering terkena dampak penyakit Alzheimer lebih awal daripada bagian otak lainnya.
Dengan metode baru ini, peneliti berharap bisa mempercepat percobaan obat yang melindungi sinaps, bagian yang mendukung komunikasi antar sel otak. Penemuan ini membawa harapan baru untuk masa depan tanpa demensia dan Alzheimer.