Courtesy of TheVerge
Amazon dan Bezos: Bisnis Besar dengan Saudi di Tengah Kontroversi Khashoggi
Mengupas bagaimana perusahaan teknologi besar seperti Amazon melanjutkan hubungan bisnis dengan rezim yang bertanggung jawab atas kematian jurnalis, dan refleksi atas etika serta moralitas dalam pengambilan keputusan investasi internasional.
16 Mei 2025, 04.00 WIB
30 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pembunuhan Khashoggi menunjukkan risiko yang dihadapi jurnalis yang bersikap kritis terhadap rezim otoriter.
- Kemitraan antara perusahaan teknologi besar dan negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang buruk menciptakan dilema moral.
- Proyek ambisius seperti Neom mungkin tidak selalu terealisasi dan bisa menjadi bentuk pemasaran untuk menarik investasi.
Istanbul, Turkey; Riyadh, Saudi Arabia; Washington, D.C., United States - Artikel ini membahas bagaimana Jeff Bezos dan Amazon menjalin kerja sama bisnis besar dengan perusahaan AI milik Putra Mahkota Saudi, MBS, meskipun MBS terlibat pembunuhan keji terhadap jurnalis Jamal Khashoggi pada tahun 2018. Khashoggi yang bekerja untuk Washington Post milik Bezos dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul, dan mayatnya tidak pernah ditemukan. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang etika dan moral dalam hubungan bisnis internasional.
Saudi Arabia sedang berusaha mengalihkan ekonomi mereka yang sangat bergantung pada minyak dengan mengembangkan teknologi AI dan membangun kota masa depan bernama Neom sebagai bagian dari Project 2030. Namun proyek Neom banyak dikritik sebagai vaporware yang terus tertunda dan mengalami pengurangan skala. Meski demikian, Saudi terus menarik investasi dengan cara yang kontroversial, yaitu memperkuat kemitraan dengan perusahaan-perusahaan teknologi global.
Beberapa tokoh dan perusahaan bahkan sempat menarik diri dari proyek Saudi setelah insiden Khashoggi, seperti Sam Altman dari OpenAI dan Ernest Moniz. Namun lama kelamaan, perusahaan besar seperti Amazon kembali melanjutkan kesepakatan dengan Saudi, mengesampingkan insiden tragis tersebut demi keuntungan bisnis dan kemajuan teknologi AI.
Washington Post sendiri mengalami perubahan yang mengkhawatirkan sejak dibeli oleh Bezos, termasuk perubahan kepemimpinan yang kontroversial dan penurunan dukungan pembaca setelah tidak memberikan rekomendasi politik dalam pemilu AS. Hal ini menimbulkan kritik serius atas komitmen Bezos terhadap kebebasan pers, apalagi di tengah skandal dan pembunuhan jurnalis yang terkait dengan Saudi.
Secara keseluruhan, artikel ini mengajukan kritik tajam terhadap sikap korporasi teknologi besar yang mengabaikan nilai-nilai etika demi keuntungan finansial dan peluang bisnis. Pertanyaan tentang bagaimana harusnya bersikap terhadap rezim yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan menjadi pusat perhatian, terutama saat kemitraan teknologi dan AI semakin berkembang di dunia.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Jamal Khashoggi dan mengapa dia dibunuh?A
Jamal Khashoggi adalah seorang jurnalis yang dibunuh oleh pihak berwenang Saudi karena kritiknya terhadap pemerintah Saudi.Q
Apa hubungan antara Jeff Bezos dan Mohammed bin Salman?A
Jeff Bezos, pemilik Washington Post, telah menjalin kemitraan dengan Mohammed bin Salman untuk proyek AI di Arab Saudi, meskipun MBS terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.Q
Apa itu Neom dan apa tujuannya?A
Neom adalah proyek kota futuristik yang direncanakan di Arab Saudi, bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang lebih beragam dan berfokus pada teknologi.Q
Bagaimana pembunuhan Khashoggi mempengaruhi reputasi Washington Post?A
Pembunuhan Khashoggi mencoreng reputasi Washington Post, dan banyak jurnalis serta pelanggan merasa kecewa dengan kepemilikan Bezos.Q
Mengapa investasi Arab Saudi di perusahaan teknologi dianggap kontroversial?A
Investasi Arab Saudi di perusahaan teknologi sering dianggap kontroversial karena catatan pelanggaran hak asasi manusia negara tersebut.