Courtesy of YahooFinance
Chancay, sebuah kota nelayan di Peru, sedang mengalami perubahan besar dengan pembangunan megaport senilai Rp 21.38 triliun ($1,3 miliar) yang dimiliki sebagian besar oleh perusahaan pengiriman China, Cosco. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antara Amerika Selatan dan Asia, tetapi banyak penduduk setempat merasa dirugikan. Mereka mengeluhkan hilangnya lokasi memancing dan dampak negatif terhadap ekonomi lokal, seperti berkurangnya hasil tangkapan ikan dan kerusakan lingkungan. Seorang nelayan berusia 78 tahun bahkan menyatakan bahwa pemerintah Peru tidak melindungi hak-hak mereka.
Meskipun pemerintah Peru berharap megaport ini akan membawa keuntungan ekonomi dan investasi, banyak warga Chancay yang skeptis. Mereka khawatir akan polusi dan kerusakan lebih lanjut pada lingkungan, serta merasa bahwa pembangunan ini tidak memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa penduduk bahkan mengekspresikan penolakan terhadap megaport dengan tulisan "Tidak untuk megaport" di dinding. Pihak Cosco mengakui adanya kesenjangan antara pelabuhan modern dan kondisi kota yang masih kekurangan fasilitas dasar seperti air bersih dan pendidikan.