Courtesy of TechCrunch
Kegagalan Misi Rover Tenacious Jadi Tantangan Baru Eksplorasi Bulan Eropa
Menginformasikan tentang kegagalan misi pendaratan rover Tenacious dari program HAKUTO-R, serta menyoroti peran penting Luxembourg dan Eropa dalam mengembangkan eksplorasi dan komersialisasi sumber daya bulan.
06 Jun 2025, 04.27 WIB
58 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Misi Tenacious merupakan langkah penting bagi Eropa dalam eksplorasi sumber daya lunar.
- Kegagalan misi HAKUTO-R merupakan pukulan bagi sektor luar angkasa, terutama bagi perusahaan ispace di Jepang dan Luxembourg.
- Luxembourg berambisi untuk menjadi pemimpin dalam industri luar angkasa dengan mendukung kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Luxembourg, Luxembourg - Misi pendaratan rover Tenacious yang dibuat di Eropa baru-baru ini mengalami kegagalan karena hilangnya kontak dengan pendarat Resilience yang mengangkut rover tersebut. Ini bukan kali pertama program HAKUTO-R mengalami kegagalan, sebelumnya dua tahun lalu mereka juga mengalami kecelakaan saat misi bulan. Rencana rover ini sangat ambisius karena merupakan rover pertama dari Eropa yang dirancang untuk bekerja di permukaan Bulan.
Rover Tenacious dikembangkan oleh ispace-EUROPE yang berbasis di Luxembourg, sebuah negara yang sejak 2017 mulai mendorong eksplorasi dan komersialisasi sumber daya luar angkasa melalui inisiatif SpaceResources.lu. Program ini mendapat dukungan dari European Space Agency serta didanai lewat LuxIMPULSE, sebuah program nasional Luxembourg yang memberikan insentif kepada perusahaan ruang angkasa.
Tenacious adalah rover kecil dengan berat sekitar lima kilogram, lebih ringan dari rover Mars Sojourner. Kendati kecil dan berkapasitas terbatas di bodinya, rover ini membawa alat pengumpul tanah bulan (regolith) buatan perusahaan tambang asal Swedia, Epiroc, yang bagian dari kontrak kerja sama dengan NASA untuk mengirimkan sampel regolith ke Bumi.
Selain tujuan ilmiah dan komersial, rover ini juga membawa karya seni kecil bernama The Moonhouse, miniatur rumah merah karya seniman Mikael Genberg. Proyek seni ini dipandang sebagai simbol kemanusiaan dan imajinasi, menunjukkan bahwa eksplorasi luar angkasa juga mengandung nilai budaya dan inspiratif untuk manusia.
Kegagalan misi ini pasti menjadi pukulan bagi Jepang dan juga Eropa, terutama Luxembourg yang telah berinvestasi besar dalam pengembangan teknologi luar angkasa. Namun, para pengembang tetap optimis bahwa pengalaman ini akan membantu memperjelas langkah-langkah komersialisasi sumber daya luar angkasa di masa depan dengan partisipasi internasional yang lebih besar.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan dari rover Tenacious?A
Tujuan dari rover Tenacious adalah untuk mengumpulkan dan mentransfer sampel regolith lunar ke NASA.Q
Mengapa misi HAKUTO-R mengalami kegagalan?A
Misi HAKUTO-R mengalami kegagalan karena kehilangan kontak dengan lander saat mencoba mendarat di bulan.Q
Apa yang dilakukan Luxembourg untuk mendukung industri luar angkasa?A
Luxembourg mendukung industri luar angkasa dengan mengadopsi undang-undang yang memberikan hak kepada perusahaan untuk memiliki sumber daya luar angkasa dan melalui pendanaan dari Luxembourg Space Agency.Q
Siapa yang mendanai pengembangan rover Tenacious?A
Pengembangan rover Tenacious didanai melalui kontrak antara ESA dan Luxembourg National Space Program, LuxIMPULSE.Q
Apa makna dari proyek Moonhouse?A
Proyek Moonhouse memiliki makna simbolis tentang kemanusiaan dan pencarian rumah, sebagai pengingat akan planet kita yang rapuh.Artikel Serupa
Sains
1 hari lalu
22 dibaca
Misi Eropa di Bulan Gagal, Tantangan Baru untuk Eksplorasi dan Industri Luar Angkasa
Sains
3 bulan lalu
128 dibaca
Startup AS yang berambisi tinggi tampaknya mendarat di sisinya - lagi.
Sains
3 bulan lalu
119 dibaca
Perusahaan AS Firefly berhasil melakukan pendaratan bulan pertamanya dengan pesawat luar angkasa Blue Ghost.
Sains
3 bulan lalu
58 dibaca
Intuitive Machines memulai misi pendaratan bulan kedua dengan pendarat Athena.
Sains
3 bulan lalu
146 dibaca
Robot Lunar Melompat Siap Menjelajahi Kawah Bulan yang Gelap Gulita untuk Pertama Kalinya
Sains
3 bulan lalu
57 dibaca