Courtesy of Forbes
James Peng, pendiri dan CEO Pony.ai, sebuah perusahaan mobil otonom asal Tiongkok, kehilangan statusnya sebagai miliarder setelah nilai perusahaan turun hampir 50% dalam dua tahun terakhir. Saat ini, Pony.ai bernilai sekitar Rp 74.00 triliun ($4,5 miliar) , jauh dari Rp 139.78 triliun ($8,5 miliar) setelah putaran pendanaan pada tahun 2022. Perusahaan ini berencana untuk menjual 15 juta saham di Nasdaq dengan harga antara Rp 180.90 ribu ($11) hingga Rp 213.78 ribu ($13) per saham. Meskipun pendapatan perusahaan meningkat 85,5% menjadi Rp 649.58 miliar ($39,5 juta) dalam sembilan bulan pertama tahun 2024, mereka masih mengalami kerugian bersih sebesar Rp 1.54 triliun ($93,9 juta) .
Investor mulai kehilangan minat karena layanan robotaxi yang dijanjikan tidak berkembang secepat yang diharapkan. Meskipun Pony.ai telah mendapatkan izin untuk menjalankan taksi tanpa pengemudi di empat kota besar di Tiongkok, layanan tersebut masih dalam tahap percobaan. Fokus perusahaan kini beralih ke truk otonom yang mengangkut barang, yang menunjukkan pertumbuhan lebih baik. Dengan adanya pesaing seperti Baidu yang juga mengembangkan layanan robotaxi, para analis meragukan percepatan komersialisasi robotaxi dalam dua hingga tiga tahun ke depan.