Courtesy of CoinDesk
Klien bank baru saja mencoba Bitcoin ETF, tetapi kuartal keempat bisa melihat lonjakan FOMO.
16 Nov 2024, 02.58 WIB
138 dibaca
Share
Pada kuartal ketiga, klien manajemen kekayaan dari bank-bank besar Wall Street seperti Goldman Sachs dan Bank of America terus melakukan akumulasi bitcoin (BTC) melalui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) bitcoin. Meskipun harga bitcoin tidak banyak berubah selama periode tersebut, Goldman Sachs melaporkan memiliki saham ETF bitcoin senilai Rp 11.68 triliun ($710 juta) , meningkat dari Rp 6.87 triliun ($418 juta) pada kuartal sebelumnya. Beberapa bank lain, seperti Morgan Stanley dan Bank of America, tidak banyak mengubah posisi mereka, sementara Macquarie Group dari Australia membeli 132.355 saham ETF bitcoin senilai Rp 78.94 miliar ($4,8 juta) .
Namun, situasi mulai berubah di kuartal keempat setelah pemilihan presiden AS yang menghasilkan Donald Trump, yang dikenal ramah terhadap cryptocurrency. Harga bitcoin melonjak dari kisaran Rp 871.59 ribu ($53.000) hingga mencapai Rp 1.54 juta ($93.400) , menciptakan ketertarikan baru di kalangan institusi. Banyak yang percaya bahwa dengan adanya presiden yang mendukung cryptocurrency, institusi akan berusaha untuk memiliki setidaknya 1% alokasi dalam bitcoin, sehingga laporan ke depan bisa menjadi lebih menarik dibandingkan dengan kuartal ini.