Courtesy of InterestingEngineering

Cara Baru Produksi Amonia Bersih dengan Listrik dan Petir Buatan

Mengembangkan metode baru produksi amonia menggunakan listrik dan petir buatan yang lebih ramah lingkungan dan efisien, dapat diproduksi secara terdesentralisasi, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

05 Jul 2025, 01.37 WIB

116 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Metode baru untuk produksi amonia dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan.
Penelitian ini memungkinkan produksi amonia yang lebih efisien dan berkelanjutan, terutama untuk lokasi terpencil.
Amonia berpotensi menjadi bahan bakar bersih di masa depan, terutama dalam industri pengiriman.

Sydney, Australia - Para peneliti dari Universitas Sydney berhasil mengembangkan metode baru untuk memproduksi amonia menggunakan listrik dan petir buatan yang disebut plasma. Metode ini bisa menggantikan proses produksi amonia tradisional yang menggunakan bahan bakar fosil dan menghasilkan polusi tinggi.

Proses baru ini menggunakan udara biasa yang diaktifkan dengan plasma agar molekul nitrogen dan oksigen bisa diubah menjadi amonia dalam bentuk gas langsung. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menghasilkan amonium cair yang memerlukan proses tambahan.

Metode ini juga menggunakan suatu alat bernama elektroliser berbasis membran yang bekerja mengubah molekul yang sudah diaktifkan menjadi amonia gas. Alat ini berbentuk kecil dan dapat digunakan secara terdesentralisasi, sehingga dapat memudahkan produksi di daerah terpencil.

Selain penting untuk pupuk dan pertanian, amonia juga mulai digunakan sebagai pembawa hidrogen dan bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan. Industri pengiriman global menaruh perhatian pada amonia karena potensinya untuk mengurangi emisi karbon.

Penelitian ini menunjukkan sebuah kemajuan besar dalam teknologi hijau untuk produksi amonia, tetapi masih membutuhkan peningkatan efisiensi untuk elektroliser agar dapat digunakan secara luas. Hasilnya sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terkemuka.

Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/ammonia-breakthrough-plasma-electrolyzer

Analisis Kami

"Inovasi ini sangat menjanjikan karena menghadirkan solusi nyata atas masalah lingkungan besar dalam produksi amonia global. Namun, tantangan efisiensi energi elektroliser masih harus diatasi agar teknologi ini benar-benar bisa bersaing secara komersial dan diadopsi secara luas."

Analisis Ahli

Prof. Martin Shao (Ahli Energi Terbarukan)

"Teknologi plasma menghasilkan amonia ini bisa merevolusi sektor energi hijau dengan menyediakan solusi terdesentralisasi dan berkelanjutan, terutama mengingat amonia sebagai pembawa hidrogen yang efisien."

Dr. Lisa Green (Insinyur Kimia)

"Menyederhanakan proses produksi amonia langsung dari udara dalam bentuk gas adalah lompatan besar yang dapat menurunkan biaya dan dampak lingkungan dibandingkan proses Haber-Bosch konvensional."

Prediksi Kami

Penemuan ini akan mendorong adopsi teknologi produksi amonia hijau secara luas, mengurangi jejak karbon industri kimia, dan membuka peluang baru untuk energi bersih terutama di sektor pertanian dan transportasi laut.

Pertanyaan Terkait

Apa inovasi yang dikembangkan oleh peneliti di Universitas Sydney?

Peneliti di Universitas Sydney mengembangkan cara baru untuk memproduksi amonia menggunakan listrik dan petir buatan.

Mengapa produksi amonia tradisional memiliki jejak karbon yang tinggi?

Produksi amonia tradisional memerlukan panas tinggi, tekanan tinggi, dan bahan bakar fosil, yang membuatnya menjadi salah satu proses kimia paling emisi-intensif di dunia.

Apa keuntungan dari metode baru dalam produksi amonia ini?

Metode baru ini menawarkan produksi amonia dalam bentuk gas secara langsung dan memungkinkan desentralisasi serta efisiensi biaya.

Apa peran amonia dalam sektor energi?

Amonia menjadi perhatian dalam sektor energi karena dapat menyimpan dan mengangkut hidrogen dengan efisien.

Siapa peneliti utama yang terlibat dalam penelitian ini?

PJ Cullen adalah peneliti utama yang memimpin penelitian tentang teknologi amonia hijau di Universitas Sydney.