Apakah Investasi Rp 164.45 ribu ($10.000) di Bitcoin Bisa Jadi Rp 1.64 juta ($100.000) pada 2030?

Bitcoin telah menunjukkan pertumbuhan besar selama lima tahun terakhir, naik lebih dari sepuluh kali lipat. Hal ini membuat banyak investor bertanya-tanya apakah tren ini bisa berlanjut hingga 2030. Dalam artikel ini, penulis menjelaskan bahwa meski potensi keuntungan masih ada, risiko dan volatilitas tetap harus diperhatikan. Permintaan Bitcoin terus meningkat terutama melalui ETF dan perusahaan yang menyimpan Bitcoin sebagai aset neraca mereka. Selain itu, perusahaan khusus yang hanya berfokus pada kepemilikan Bitcoin juga ikut mendukung permintaan dan mengurangi ketersediaan Bitcoin di pasar. Mekanisme halving yang akan datang pada tahun 2028 diperkirakan akan memperlambat pasokan Bitcoin baru, sehingga dengan permintaan yang naik dan pasokan yang menurun, harga Bitcoin bisa terdorong naik secara signifikan. Namun, fluktuasi harga yang tajam juga sangat mungkin terjadi. Risiko terkait termasuk perubahan regulasi yang negatif, potensi likuiditas yang menipis, serta sentimen pasar yang bisa berubah dengan cepat. Oleh karena itu, investor disarankan untuk menghindari investasi sekaligus dalam jumlah besar dan memilih strategi dollar-cost averaging agar risiko bisa dikurangi. Akhirnya, artikel ini menyimpulkan bahwa meskipun ada potensi keuntungan 10 kali lipat, hal itu bukanlah sesuatu yang pasti. Investor harus bersiap menghadapi volatilitas dan mempertahankan investasi dengan ukuran yang nyaman sambil menjaga likuiditas untuk membeli ketika harga turun.