Courtesy of SCMP

Perubahan Iklim dan Ancaman Kekeringan pada Produksi Semikonduktor Global

Memberikan peringatan tentang dampak perubahan iklim terhadap pasokan tembaga yang esensial untuk produksi semikonduktor, dan bagaimana hal ini dapat mengancam industri chip global di masa depan.

08 Jul 2025, 13.00 WIB

57 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Perubahan iklim dapat mengancam pasokan tembaga yang penting untuk produksi semikonduktor.
Kekeringan di negara-negara penghasil tembaga utama seperti Chile dapat mempengaruhi industri chip global.
Industri semikonduktor diperkirakan akan mencapai nilai US$1 triliun pada tahun 2030, didorong oleh kemajuan dalam kecerdasan buatan.

Santiago, Chili - Perubahan iklim menyebabkan kekeringan parah yang mengancam produksi tembaga, bahan kunci dalam pembuatan semikonduktor. Tembaga diperlukan untuk membuat kawat kecil pada sirkuit chip, namun membutuhkan banyak air dalam proses penambangannya.

Saat ini, pasokan tembaga dari Chili yang merupakan salah satu produsen utama semikonduktor sudah mengalami risiko dari kekeringan yang parah. Kondisi ini dapat memperburuk pasokan dunia di masa mendatang.

Laporan PwC memperkirakan bahwa pada tahun 2035, hingga sepertiga pasokan semikonduktor dunia bisa terdampak oleh perubahan iklim, dan pada tahun 2050 bisa meningkat hingga lebih dari setengahnya dalam situasi terburuk.

Meskipun semikonduktor hanya menggunakan sebagian kecil dari total konsumsi tembaga global, peranannya sangat penting bagi industri elektronik dan ekonomi dunia. Nilai pasar semikonduktor diperkirakan bisa mencapai 1 triliun dolar AS pada tahun 2030.

Ancaman terhadap pasokan tembaga akibat perubahan iklim dapat mengganggu industri chip dan teknologi yang sangat bergantung pada semikonduktor, memengaruhi berbagai produk seperti komputer, smartphone, dan kecerdasan buatan.

Sumber: https://www.scmp.com/tech/tech-trends/article/3317237/third-global-chip-supply-threatened-climate-change-and-drought-2035-pwc?module=top_story&pgtype=section