Courtesy of YahooFinance
Palantir, Saham AI Paling Overvalued Sepanjang Masa, Berisiko Turun Besar
Mengingatkan investor bahwa valuasi Palantir Technologies saat ini sangat berlebihan dan mungkin akan mengalami koreksi besar, serta menyoroti risiko dan keterbatasan bisnisnya meskipun memiliki potensi pertumbuhan di sektor AI dan pemerintah.
24 Jul 2025, 14.06 WIB
39 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Palantir Technologies memiliki valuasi yang sangat tinggi yang mungkin tidak berkelanjutan.
- Pertumbuhan Palantir didorong oleh kontrak pemerintah dan model bisnis berlangganan.
- Perubahan politik dapat mempengaruhi masa depan dan pendapatan Palantir secara signifikan.
Amerika Serikat - Palantir Technologies, sebuah perusahaan teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengolah data besar, mengalami lonjakan nilai pasar yang sangat besar sejak akhir 2022. Namun, kenaikan ini menimbulkan kekhawatiran karena valuasi sahamnya sangat tinggi dan jauh melampaui standar historis perusahaan teknologi lainnya.
Perusahaan ini memiliki dua segmen bisnis utama, Gotham yang fokus melayani pemerintah dan militer dengan kontrak jangka panjang, serta Foundry yang melayani sektor bisnis besar dengan model berlangganan. Meskipun torr growth dari segmen Foundry sangat cepat, segmen utama Gotham memiliki batas pasar karena hanya tersedia untuk Amerika Serikat dan sekutunya.
Meski pendapatan dan pertumbuhan Palantir terbilang kuat, nilai saham dengan rasio P/S hampir empat kali lipat dari puncak perusahaan teknologi besar seperti Amazon dan Microsoft, membuat saham ini sangat rentan terhadap koreksi harga yang tajam di masa depan.
Selain itu, kualitas laba Palantir dipertanyakan karena 40% dari pendapatan sebelum pajak berasal dari bunga kas dan bukan dari operasi bisnis, yang menunjukkan laba ini tidak sepenuhnya berasal dari kegiatan bisnis inti dan kurang berkelanjutan.
Investor disarankan berhati-hati saat mempertimbangkan untuk membeli saham Palantir, karena meskipun teknologi dan posisinya di pasar AI menjanjikan, risikonya sangat besar terutama jika terjadi perubahan kebijakan pertahanan pemerintah Amerika Serikat atau sentimen pasar negatif terhadap saham teknologi spekulatif.
Sumber: https://finance.yahoo.com/news/27-years-investing-ive-never-070600919.html