Courtesy of YahooFinance
Waspada! Saham AI Palantir dan CrowdStrike Berisiko Jatuh Tajam
Memberikan peringatan dan analisis terkait risiko penurunan tajam harga saham perusahaan AI yang valuasinya dianggap terlalu tinggi.
27 Jul 2025, 03.15 WIB
34 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Valuasi tinggi dari saham Palantir dan CrowdStrike dapat menjadi risiko bagi investor.
- Pertumbuhan pendapatan yang kuat tidak selalu menjamin kenaikan harga saham yang berkelanjutan.
- Analisis Wall Street menunjukkan bahwa ada potensi penurunan yang signifikan untuk saham-saham ini.
New York, Amerika Serikat - Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi pusat perhatian dan pendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan teknologi di pasar saham. Namun, kenaikan harga saham yang sangat cepat pada beberapa perusahaan AI membuat para analis penasaran apakah valuasi tersebut sudah masuk akal atau terlalu berlebihan.
Salah satu contoh adalah Palantir Technologies yang mengalami kenaikan harga saham hingga 2.290% sejak awal 2023. Walaupun perusahaan ini menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan margin operasi, banyak analis percaya bahwa harga sahamnya sudah terlalu mahal dan tidak mencerminkan nilai sebenarnya.
CrowdStrike juga mengalami kenaikan saham yang signifikan, sebanyak 352% sejak awal 2023, berkat kekuatan platform keamanan siber dan fitur AI yang semakin canggih. Namun, valuasi saham CrowdStrike juga dianggap sangat tinggi oleh para analis dengan risiko penurunan yang mungkin terjadi.
Para analis memberikan peringatan bahwa meskipun kedua perusahaan ini menunjukkan hasil operasional yang baik dan teknologi yang maju, valuasi saham saat ini mungkin tidak sustainable. Mereka menyarankan investor untuk berhati-hati dan mempertimbangkan menjual saham agar bisa mendapatkan peluang yang lebih baik di pasar.
Kesimpulannya, meski potensi pertumbuhan AI sangat besar, penting untuk melihat saham teknologi ini dari sisi nilai yang wajar agar tidak terjebak dalam gelembung harga yang bisa berakhir dengan kerugian besar.
Sumber: https://finance.yahoo.com/news/2-high-flying-artificial-intelligence-201500744.html