Courtesy of Forbes
Berita terbaru menunjukkan bahwa kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih tahun depan membuat industri energi bersih dan para pendukung lingkungan merasa khawatir. Selama masa kepresidenannya sebelumnya, Trump menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris dan meremehkan perubahan iklim. Namun, investor kaya Tom Steyer percaya bahwa industri energi terbarukan akan tetap berkembang meskipun ada kebijakan Trump yang lebih mendukung bahan bakar fosil. Ia menunjukkan bahwa banyak negara bagian, seperti Texas, telah meningkatkan penggunaan energi terbarukan karena alasan ekonomi, bukan hanya politik.
Sementara itu, Sierra Club, kelompok lingkungan terbesar di AS, bersiap untuk melawan kebijakan Trump dengan mengajukan banyak gugatan hukum dan permintaan informasi untuk mengungkap hubungan antara anggota kabinet Trump dengan industri bahan bakar fosil. Mereka khawatir bahwa pemilihan Lee Zeldin sebagai kepala EPA dapat mengancam keberadaan ilmuwan di lembaga tersebut, yang penting untuk perlindungan lingkungan. Meskipun ada tantangan, banyak orang kini semakin menyadari pentingnya isu perubahan iklim, terutama setelah mengalami bencana cuaca ekstrem.