Courtesy of YahooFinance
Harga minyak sedikit naik tetapi tetap dekat dengan level terendah dalam hampir tujuh minggu. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran tentang pasokan yang berlebihan dan permintaan yang lemah dari China. Meskipun harga minyak Brent mengalami sedikit kenaikan, harganya masih di bawah Rp 1.18 juta ($72) per barel setelah penurunan tajam minggu lalu. Permintaan yang lemah dari China terlihat dari penjualan minyak mentah Angola yang lebih lambat dari biasanya, dan lembaga energi internasional memperingatkan bahwa pasar minyak global akan mengalami surplus yang signifikan tahun depan.
Baca juga: Minyak Turun Seiring Data China Memperdalam Keputusasaan dan Sentimen Risiko Menjadi Negatif
Selain itu, ketegangan di Timur Tengah kadang-kadang meningkatkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan, tetapi dolar AS yang lebih kuat juga menekan harga minyak. OPEC dan IEA telah menurunkan proyeksi permintaan mereka, yang menunjukkan bahwa pasokan global akan tetap melimpah hingga 2025. Ada juga indikasi permintaan yang lebih lemah, di mana kontrak minyak West Texas Intermediate mendekati struktur bearish, di mana kontrak bulan depan lebih murah daripada kontrak yang lebih jauh.