Courtesy of InterestingEngineering
Commonwealth Fusion Systems (CFS), perusahaan fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Massachusetts, baru saja mencapai pencapaian penting dalam upayanya untuk menghasilkan energi bersih. Mereka berhasil menguji Central Solenoid Model Coil (CSMC), komponen penting dari desain reaktor tokamak SPARC yang dapat membantu menghasilkan energi tanpa emisi karbon. Teknologi fusi nuklir berpotensi memberikan energi tanpa batas tanpa menghasilkan limbah radioaktif berbahaya. Sejak didirikan pada tahun 2018, CFS telah mengumpulkan dana sebesar Rp 32.89 triliun ($2 miliar) dan berencana untuk memproduksi energi fusi untuk jaringan listrik pada awal tahun 2030-an.
Dalam pengujian CSMC, CFS menunjukkan bahwa magnet superkonduktor dapat beroperasi dengan arus listrik yang sangat tinggi, mencapai 50.000 ampere, yang cukup untuk memberi daya pada 250 rumah. Mereka juga mengembangkan teknologi kabel superkonduktor baru yang membantu mengurangi pemanasan saat arus listrik meningkat. Dengan keberhasilan ini, CFS semakin dekat untuk mewujudkan tujuan fusi nuklirnya dan berencana untuk memulai produksi plasma pada tahun 2026.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dicapai oleh Commonwealth Fusion Systems baru-baru ini?A
Commonwealth Fusion Systems berhasil menguji Central Solenoid Model Coil, yang merupakan komponen penting dalam desain reaktor SPARC.Q
Apa itu SPARC dan mengapa penting?A
SPARC adalah desain reaktor tokamak yang bertujuan untuk menghasilkan energi fusi karbon-free dan penting untuk mencapai tujuan energi bersih.Q
Siapa Brandon Sorbom dan perannya di CFS?A
Brandon Sorbom adalah pendiri dan Kepala Ilmuwan di CFS, yang berperan dalam pengembangan teknologi fusi.Q
Apa fungsi dari Central Solenoid Model Coil?A
Central Solenoid Model Coil berfungsi untuk menciptakan medan magnet yang diperlukan untuk mengontrol plasma fusi dalam reaktor.Q
Berapa banyak dana yang telah dikumpulkan oleh CFS sejak didirikan?A
CFS telah mengumpulkan dana sebesar $2 miliar sejak didirikan pada tahun 2018.