Courtesy of YahooFinance

Bitcoin Stabil di Rp 1.83 miliar ($111,000) , Data Inflasi AS Jadi Penentu Arah Pasar Kripto

Memberikan informasi terbaru tentang pergerakan harga Bitcoin dan kripto mayor lain serta konteks makroekonomi yang berpengaruh, guna membantu pembaca memahami bagaimana data inflasi dan adopsi korporasi dapat menentukan arah pasar kripto selanjutnya.

08 Sep 2025, 16.23 WIB

36 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Pasar cryptocurrency dipengaruhi oleh data makro, termasuk laporan inflasi.
Adopsi Bitcoin oleh perusahaan seperti Altvest Capital menunjukkan minat yang terus berkembang terhadap cryptocurrency.
Ketidakpastian di pasar obligasi Jepang dapat berdampak pada harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Johannesburg, Afrika Selatan - Pada hari Senin, Bitcoin diperdagangkan di kisaran harga lebih dari 111,000 dollar AS dan mempertahankan trend harga yang relatif stabil selama seminggu terakhir. Selain Bitcoin, beberapa aset kripto utama lainnya seperti Ether, XRP, Solana, dan Dogecoin juga mengalami kenaikan harga meski dalam volume perdagangan yang lebih rendah dibandingkan puncak musim panas.

Para pelaku pasar kini sangat memperhatikan data inflasi AS yang akan dirilis di pertengahan minggu karena laporan ini dianggap dapat menjadi pemicu selanjutnya untuk pergerakan harga di pasar kripto. Inflasi yang tetap tinggi membuat The Fed bingung dalam menentukan kebijakan suku bunga, sehingga pasar menunggu sinyal kuat dari data ekonomi agar dapat mengambil posisi dengan tepat.

Sisi adopsi korporasi muncul sebagai faktor baru yang mendukung pasar, seperti pengumuman Altvest Capital dari Johannesburg yang berencana mengumpulkan dana sebesar 210 juta dollar AS untuk membeli Bitcoin dan mengubah fokus perusahaan menjadi Afrika Bitcoin Corp. Langkah ini memberikan peluang bagi investor institusional seperti dana pensiun yang tidak bisa memegang Bitcoin secara langsung.

Sementara itu, ketegangan makro juga muncul di Jepang setelah pengunduran diri Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang memicu selloff obligasi jangka panjang dan perubahan signifikan pada kurva hasil obligasi. Situasi ini membuat pasar mata uang yen dan pasar kripto yang sering kali berkorelasi dengan yen menjadi lebih bergejolak.

Secara keseluruhan, pasar kripto kini menunggu hasil data inflasi AS untuk menentukan arah selanjutnya, dengan kondisi pasar yang seimbang antara sentimen positif dari adopsi korporat dan tekanan makro yang terjadi dari berbagai belahan dunia. Ini menjadikan minggu tersebut krusial untuk pergerakan harga Bitcoin dan aset digital utama lainnya.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/doge-leads-gains-bitcoin-steadies-092307939.html

Analisis Kami

"Saat ini, pasar kripto berada di titik kritis karena ketergantungannya pada data makro yang kuat serta dukungan korporasi baru seperti Altvest. Jika para pelaku pasar gagal membaca sinyal inflasi dengan benar, volatilitas besar dapat kembali menghantam pasar, tetapi adopsi korporasi akan tetap menjadi pondasi jangka panjang yang positif."

Analisis Ahli

Jeff Mei

"Data inflasi AS yang lebih tinggi akan menekan harga Bitcoin dan Ethereum, sedangkan angka inflasi rendah dapat memicu kenaikan harga kripto."

Prediksi Kami

Jika data inflasi AS menunjukkan angka lebih tinggi dari perkiraan, harga Bitcoin dan Ethereum berpotensi turun, sementara data inflasi yang lebih rendah dapat memicu reli harga kripto ke depan.

Pertanyaan Terkait

Apa harga Bitcoin pada hari Senin?

Bitcoin diperdagangkan sedikit di atas $111.000 pada hari Senin.

Apa yang terjadi pada harga Ethereum dan XRP?

Ethereum diperdagangkan sekitar $4.293 dan XRP naik 2,5% menjadi $2,90.

Mengapa data makro menjadi penting bagi trader cryptocurrency?

Data makro menjadi penting karena dapat memberikan sinyal untuk pergerakan pasar cryptocurrency, terutama terkait inflasi dan keputusan suku bunga Fed.

Siapa yang mengumumkan penggalangan dana sebesar $210 juta untuk membeli Bitcoin?

Altvest Capital mengumumkan penggalangan dana sebesar $210 juta untuk membeli Bitcoin.

Apa dampak pengunduran diri Shigeru Ishiba terhadap pasar obligasi Jepang?

Pengunduran diri Shigeru Ishiba memicu penjualan obligasi jangka panjang di Jepang, yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.