Courtesy of TechCrunch
Brandon Tseng, salah satu pendiri Shield AI, baru-baru ini mengalami situasi berbahaya saat berada di Kyiv, Ukraina, untuk menjual sistem pilot AI dan drone kepada pejabat militer. Meskipun ada ancaman bom Rusia, Tseng tetap tenang dan bersemangat untuk terlibat dalam aksi. Shield AI, yang didirikan oleh Tseng dan saudaranya, telah mengumpulkan lebih dari Rp 16.45 triliun ($1 miliar) untuk mengembangkan perangkat lunak AI yang membuat kendaraan udara menjadi otonom. Mereka juga telah mendapatkan kontrak besar dari pemerintah, termasuk kontrak senilai Rp 3.26 triliun ($198 juta) dari Coast Guard.
Dalam diskusi tentang teknologi pertahanan, Tseng menekankan pentingnya belajar dari pengalaman di medan perang Ukraina, di mana banyak teknologi AS tidak berfungsi dengan baik. Meskipun ada perdebatan tentang penggunaan senjata otonom, Tseng menegaskan bahwa keputusan untuk menggunakan kekuatan mematikan harus tetap di tangan manusia. Ia membayangkan masa depan di mana satu orang dapat mengendalikan banyak drone, mirip dengan konsep dalam film "Ender's Game," tetapi dengan robot sebagai pasukan yang dikendalikan.