Ritel bersiap menghadapi serangan bot yang akan datang.

Saat musim belanja yang paling sibuk tahun ini dimulai, para pengecer harus waspada terhadap serangan bot yang didukung AI yang dapat melakukan pembelian palsu dan mencuri informasi konsumen. Serangan ini sulit dideteksi karena aktivitas bot sering kali mirip dengan perilaku konsumen biasa. Jika berhasil, bot ini bisa mencuri barang senilai ribuan dolar, membuat konsumen kesulitan untuk menyelesaikan daftar belanja mereka. Penyerang kini menggunakan alat berbasis AI untuk mengotomatiskan serangan mereka, menargetkan lebih banyak pengecer dan konsumen, serta melakukan pencurian akun secara otomatis dengan lebih cepat. Selama periode belanja liburan, risiko serangan siber meningkat, dengan lebih dari 560.000 serangan berbasis AI terjadi setiap hari di situs web ritel. Banyak pengecer melaporkan bahwa mereka merasa lebih rentan terhadap serangan siber selama musim belanja ini. Untuk melindungi diri dari serangan bot, pengecer perlu berbagi informasi dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, meskipun hal ini bisa membuat pengalaman belanja menjadi kurang nyaman bagi konsumen. Selain itu, serangan terhadap vendor pihak ketiga juga dapat mengganggu pemenuhan pesanan, yang bisa menjadi masalah besar bagi pengecer.