China Tunjukkan Kekuatan Robot dan Drone di Latihan Militer Amfibi
Courtesy of InterestingEngineering

China Tunjukkan Kekuatan Robot dan Drone di Latihan Militer Amfibi

Menunjukkan kemajuan China dalam penggunaan sistem robotik dan drone otonom untuk operasi militer serta menyoroti tantangan teknis dalam pengoperasian teknologi ini di medan tempur nyata, khususnya dalam konteks potensi invasi Taiwan.

01 Nov 2025, 16.37 WIB
61 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Tiongkok sedang mengembangkan teknologi militer yang mengintegrasikan robotik dan drone dalam operasi tempur.
  • Latihan militer menunjukkan potensi dan tantangan dalam penggunaan sistem perang tanpa awak.
  • Ketegangan geopolitik antara Tiongkok dan Taiwan terus meningkat, dengan dukungan dari negara lain seperti Amerika Serikat.
Xinjiang, China - China baru-baru ini melakukan latihan militer amfibi besar-besaran yang menampilkan robot anjing berkaki empat serta drone untuk menguji coba kemampuan tempur otomatis mereka. Robot-robot ini digunakan untuk membawa amunisi, membersihkan rintangan, dan bahkan dipersenjatai untuk menyerang posisi musuh. Latihan ini dilakukan sebagai persiapan kemungkinan invasi ke Taiwan yang disebut-sebut oleh pemerintahan China sebagai bagian dari wilayah mereka.
Dalam latihan tersebut, drone pengintai dan drone serang juga berperan penting untuk menyerang posisi musuh dan mendukung pasukan di medan tempur. Namun, meskipun teknologi sudah cukup maju, beberapa robot dan drone dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan pertahanan musuh selama latihan, sehingga pasukan manusia harus mengambil alih tugas-tugas tersebut secara langsung.
Selain latihan robotik, China juga baru saja memperlihatkan penerbangan perdana sebuah drone siluman baru yang disebut GJ-X. Drone ini memiliki rancangan seperti pesawat sayap terbang dengan lebar sayap sekitar 42 meter, mirip dengan bomber siluman Amerika Serikat B-21 Raider yang masih dalam tahap pengembangan. Jika benar, GJ-X akan menjadi UAV dengan jangkauan antar benua dan kemampuan strategis tinggi bagi China.
Perkembangan teknologi drone dan robot militer ini menunjukkan bagaimana China sedang berusaha mengadopsi konsep perang modern yang berbasis kecerdasan buatan dan operasi tanpa awak. Meski demikian, teknologi mereka masih menghadapi berbagai tantangan teknis yang harus diselesaikan agar dapat efektif digunakan dalam kondisi perang nyata yang sulit dan berbahaya.
Ketegangan antara China dan Taiwan makin memanas, sementara Amerika Serikat memberikan dukungan militer kepada Taiwan. Latihan dan pengembangan teknologi seperti ini memperlihatkan ketegangan di kawasan Asia Timur semakin tinggi dan menunjukkan perlombaan teknologi militer otomatis antara negara-negara besar yang dapat mempengaruhi kestabilan regional dan global.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/military/chinas-explosive-laden-robot-dogs

Analisis Ahli

Michael Chase (Senior Political Scientist)
"Latihan ini menunjukkan ambisi PLA untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan dan robotika dalam operasi militer, namun juga menampilkan batasan teknologi saat ini yang harus diatasi sebelum digunakan secara efektif dalam konflik nyata."
Elsa Kania (China Military Technology Expert)
"Penerbangan perdana GJ-X mewakili lompatan besar dalam teknologi drone tempur China, tetapi implementasi operasional penuh masih menghadapi tantangan besar terutama dari aspek pertahanan udara lawan."

Analisis Kami

"Inovasi teknologi militer China ini memperlihatkan komitmen besar terhadap peperangan masa depan yang serba otomatis, namun mereka masih jauh dari kemampuan ideal karena terrain tempur nyata selalu penuh variabel tak terduga. Ketergantungan pada manusia tetap jadi kendali utama, menandakan bahwa teknologi robotik belum bisa sepenuhnya menggantikan prajurit manusia dalam waktu dekat."

Prediksi Kami

China akan terus mempercepat pengembangan sistem robotik dan drone tempur otonom, sambil mengatasi kelemahan teknis-nya, sehingga di masa depan perang robotik di perbatasan Taiwan dan kawasan Asia Pasifik akan semakin intens dan kompleks.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditunjukkan oleh latihan pendaratan amfibi yang dilakukan oleh Tiongkok?
A
Latihan pendaratan amfibi menunjukkan penggunaan sistem robotik dan drone dalam skenario konflik, seperti invasi Taiwan.
Q
Apa peran robot anjing dalam latihan militer tersebut?
A
Robot anjing berfungsi untuk mengangkut amunisi, membersihkan rintangan, dan mendukung pasukan dengan perlindungan senjata.
Q
Siapa William Lai dan mengapa dia penting dalam konteks artikel ini?
A
William Lai adalah pemimpin pro-kemerdekaan Taiwan yang kebijakannya menciptakan ketegangan antara Taiwan dan Tiongkok.
Q
Apa itu GJ-X dan mengapa pengembangannya signifikan bagi Tiongkok?
A
GJ-X adalah drone stealth yang mungkin memiliki jangkauan interkontinental, menandakan kemajuan Tiongkok dalam teknologi militer.
Q
Apa tantangan yang dihadapi Tiongkok dalam mengintegrasikan sistem otonom dalam perang?
A
Tantangan yang dihadapi meliputi kerentanan sistem robotik terhadap serangan dan keterbatasan dalam melemahkan posisi yang dipertahankan dengan baik.