Courtesy of CNBCIndonesia
Investor Besar Tolak Paket Kompensasi Rp 16.000 Triliun untuk Elon Musk
Memberikan gambaran tentang penolakan sebagian investor terhadap paket kompensasi miliaran dolar untuk Elon Musk, serta dampaknya terhadap keputusan pemegang saham Tesla dan potensi masa depan perusahaan.
05 Nov 2025, 19.05 WIB
231 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- NBIM menolak paket kompensasi Elon Musk karena dianggap terlalu besar dan berisiko.
- Paket kompensasi hanya akan dibayarkan jika Tesla mencapai target kapitalisasi pasar yang sangat tinggi.
- Investor Eropa lebih cenderung mengikuti pandangan NBIM karena fokus pada prinsip ESG.
Texas, Amerika Serikat - Salah satu investor terbesar Tesla, Norges Bank Investment Management (NBIM), menolak paket kompensasi besar untuk CEO Elon Musk yang bisa mencapai USRp 16.45 quadriliun ($1 triliun) atau sekitar Rp 16.000 triliun selama 10 tahun. Penolakan ini terjadi karena nilai paket dianggap terlalu tinggi dan berpotensi merugikan pemegang saham lain.
Meski begitu, paket ini masih berpeluang disetujui karena dukungan luas dari investor besar lainnya dan pemegang saham ritel. Di Texas, aturan memungkinkan Musk menggunakan saham yang ia miliki untuk memberikan suara, sehingga ia memiliki pengaruh hak suara yang besar di perusahaan.
NBIM juga menolak pemilihan ulang dua anggota dewan Tesla dan menegaskan kekhawatiran soal potensi dilusi saham dan risiko bergantung pada satu tokoh utama. Ketua Dewan Tesla memperingatkan bahwa Musk bisa meninggalkan perusahaan jika paket tersebut ditolak.
Investor besar lain masih menunjukkan dukungan terhadap paket tersebut, sementara penasihat proxy seperti ISS dan Glass Lewis menyarankan pemegang saham untuk menolak karena risiko yang dianggap terlalu tinggi. Paket kompensasi hanya akan diberikan jika Tesla berhasil mencapai target kapitalisasi pasar sebesar USRp 139.78 quadriliun ($8,5 triliun) .
Penolakan ini menyoroti peran penting investor Eropa yang mengacu pada prinsip ESG dalam keputusan investasi mereka, yang berfokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik. Sikap ini dapat memengaruhi hasil pemungutan suara penting Tesla yang dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251105163720-37-682620/gaji-jumbo-elon-musk-rp-16000-t-ditolak-investor-terbesar-tesla
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251105163720-37-682620/gaji-jumbo-elon-musk-rp-16000-t-ditolak-investor-terbesar-tesla
Analisis Ahli
Francis Byrd
"Investor Eropa yang memegang prinsip ESG cenderung mengikuti sikap NBIM karena memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik dalam berinvestasi."
Analisis Kami
"Penolakan NBIM menunjukkan kekhawatiran nyata dari investor institusional mengenai tata kelola perusahaan dan risiko terlalu bergantung pada satu tokoh kunci. Meskipun Elon Musk adalah figur visioner, perusahaan harus menghindari pemberian kompensasi berlebihan yang bisa mengurangi nilai pemegang saham lain dan menimbulkan konflik kepentingan."
Prediksi Kami
Jika penolakan NBIM dan beberapa penasihat proxy mendapat dukungan lebih luas, paket kompensasi ini bisa gagal disetujui, yang mungkin memperlemah posisi Elon Musk dan menimbulkan ketidakpastian terhadap masa depan kepemimpinan Tesla.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditolak oleh NBIM terkait Elon Musk?A
NBIM menolak paket kompensasi jumbo untuk Elon Musk yang dapat mencapai US$1 triliun.Q
Mengapa paket kompensasi Elon Musk dianggap terlalu besar oleh NBIM?A
NBIM khawatir mengenai total nilai paket yang terlalu besar, potensi dilusi saham, dan risiko bergantung pada satu tokoh kunci.Q
Apa yang akan terjadi jika paket kompensasi ditolak?A
Jika paket kompensasi ditolak, Elon Musk dapat meninggalkan perusahaan dengan kapitalisasi pasar US$1,5 triliun.Q
Siapa saja yang mendukung dan menolak paket kompensasi ini?A
Investor besar seperti Schwab Asset Management dan Baron Capital mendukung paket ini, sementara ISS dan Glass Lewis menyarankan untuk menolak.Q
Apa yang menjadi fokus utama investor Eropa dalam keputusan investasi mereka?A
Investor Eropa mempertimbangkan prinsip ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) dalam keputusan investasi mereka.