Telkom Luncurkan Aplikasi Digital untuk Cegah Stunting di Pekalongan
Courtesy of CNBCIndonesia

Telkom Luncurkan Aplikasi Digital untuk Cegah Stunting di Pekalongan

Memperkenalkan aplikasi Stunting Action Hub untuk memudahkan pencatatan, pelaporan, dan analisis data kesehatan balita secara digital, sehingga pemantauan dan pencegahan stunting menjadi lebih efisien, akurat, dan berkelanjutan dalam mendukung pembangunan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

06 Nov 2025, 17.21 WIB
277 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Inovasi digital Stunting Action Hub dapat meningkatkan pemantauan kesehatan balita.
  • Kolaborasi antara Telkom dan kader posyandu sangat penting dalam pencegahan stunting.
  • Digitalisasi dalam bidang kesehatan merupakan langkah strategis untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat.
Pekalongan, Indonesia - PT Telkom Indonesia memperkenalkan Stunting Action Hub, sebuah aplikasi digital untuk membantu pencatatan dan analisis data kesehatan balita secara cepat dan akurat. Program ini diluncurkan pada 8 Oktober 2025 di Posyandu Desa Domiyang, Pekalongan, dengan partisipasi 300 balita dan 20 kader posyandu.
Stunting adalah masalah kesehatan serius di Indonesia yang memengaruhi tumbuh kembang anak dan potensi sumber daya manusia masa depan. Meski angka stunting menurun dari 27,7% pada 2019 menjadi 19,8% pada 2024, masih ada ketimpangan yang perlu diatasi melalui teknologi.
Melalui digitalisasi posyandu, aplikasi ini memudahkan kader dalam proses penimbangan, pengukuran, imunisasi, serta pencatatan data tumbuh kembang anak dengan lebih efisien dan minim kesalahan. Pelatihan intensif telah diberikan pada kader agar mereka mampu mengoperasikan aplikasi dengan baik.
Program ini merupakan bagian dari dukungan Telkom dalam memperkuat sistem pemantauan kesehatan masyarakat berbasis teknologi untuk intervensi yang tepat sasaran dan berkelanjutan. Inovasi ini juga sejalan dengan upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDGs poin 2 tentang Zero Hunger.
Kader posyandu sangat antusias dengan aplikasi ini karena pencatatan data anak menjadi lebih mudah dan akurat. Kolaborasi antara masyarakat, tenaga kesehatan, dan Telkom memperkuat ekosistem kesehatan yang inklusif dan adaptif untuk masa depan yang lebih sehat dan sejahtera.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251106171145-37-682981/cegah-stunting-telkom-hadirkan-program-stunting-action-hub

Analisis Ahli

Hery Susanto
"Teknologi digital dapat membawa solusi nyata untuk tantangan kesehatan masyarakat, terutama terkait stunting dengan proses pencatatan yang cepat dan akurat."

Analisis Kami

"Inovasi digital semacam Stunting Action Hub adalah langkah nyata yang sangat dibutuhkan dalam sistem kesehatan Indonesia, karena teknologi dapat menjembatani kesenjangan data dan sumber daya manusia di tingkat lapangan. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kontinuitas pelatihan dan dukungan bagi kader posyandu agar aplikasi dipakai secara optimal dan berkelanjutan."

Prediksi Kami

Dengan adanya aplikasi digital ini, pengawasan dan deteksi dini risiko stunting akan semakin tertata rapi, mempercepat penanganan dan intervensi sehingga angka stunting di Indonesia diprediksi akan terus menurun secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu Stunting Action Hub?
A
Stunting Action Hub adalah aplikasi digital yang memungkinkan pencatatan, pelaporan, dan analisis data kesehatan balita secara cepat dan akurat.
Q
Di mana pemantauan perdana Stunting Action Hub dilakukan?
A
Pemantauan perdana Stunting Action Hub dilakukan di Posyandu Desa Domiyang, Pekalongan.
Q
Apa tujuan dari aplikasi Stunting Action Hub?
A
Tujuan dari aplikasi Stunting Action Hub adalah untuk memperkuat sistem pemantauan kesehatan masyarakat dan mencegah stunting.
Q
Siapa yang terlibat dalam pemantauan kesehatan balita?
A
Dalam pemantauan kesehatan balita, terlibat 300 balita dan 20 kader posyandu.
Q
Apa hasil dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024?
A
Hasil dari SSGI 2024 menunjukkan penurunan angka stunting nasional dari 27,7% pada 2019 menjadi 19,8% pada 2024.