Masalah Sebenarnya dengan Melarang Topeng di Aksi Protes

Pada tanggal 16 Desember 1773, sekelompok pengunjuk rasa di Boston menyamar sebagai penduduk asli Amerika dan membuang teh ke laut sebagai bentuk protes. Mereka melakukannya secara anonim karena khawatir akan kehilangan pekerjaan atau mendapatkan balasan dari pemerintah Inggris. Namun, saat ini, kemampuan untuk berunjuk rasa secara anonim terancam karena beberapa pejabat pemerintah di seluruh Amerika Serikat mendorong larangan penggunaan masker untuk mengidentifikasi pengunjuk rasa yang terlibat dalam tindakan kekerasan. Meskipun ada teknologi modern yang membantu pengunjuk rasa berkomunikasi, mereka juga harus menghadapi berbagai alat pengawasan yang digunakan oleh penegak hukum. Larangan masker ini telah memicu banyak kontroversi, terutama di kalangan aktivis yang khawatir tentang privasi dan keselamatan mereka. Beberapa negara bagian telah menerapkan larangan ini dengan alasan untuk mencegah tindakan kriminal, tetapi banyak yang berpendapat bahwa larangan tersebut justru mengancam kebebasan berbicara dan dapat menyebabkan pengidentifikasian serta penyerangan terhadap pengunjuk rasa oleh lawan politik. Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang "doxxing," yaitu tindakan mempublikasikan informasi pribadi seseorang secara online dengan niat jahat. Dengan semakin berkembangnya teknologi pengawasan, banyak orang merasa bahwa privasi mereka semakin terancam, dan penting untuk mengevaluasi kembali apa artinya memiliki harapan privasi di ruang publik.