Courtesy of YahooFinance
JPMorgan Chase, sebuah bank di Amerika Serikat, telah setuju untuk menghentikan gugatan yang diajukan terhadap Tesla, perusahaan pembuat mobil listrik. Gugatan ini dimulai pada November 2021, di mana JPMorgan menuntut Tesla sebesar Rp 2.67 triliun ($162,2 juta) karena dianggap melanggar kontrak terkait transaksi saham. Masalah ini muncul setelah CEO Tesla, Elon Musk, mengeluarkan tweet pada tahun 2018 yang membuat harga saham Tesla menjadi sangat fluktuatif. JPMorgan mengklaim bahwa tweet tersebut membuat nilai saham yang mereka pegang menjadi lebih tinggi, sehingga mereka harus menyesuaikan harga yang ditetapkan untuk saham tersebut.
Setelah beberapa waktu, Tesla membalas dengan menggugat JPMorgan pada Januari 2023, menuduh bank tersebut mencoba mendapatkan keuntungan yang tidak adil. Namun, baru-baru ini, kedua perusahaan sepakat untuk mengakhiri semua klaim satu sama lain tanpa mengungkapkan rincian penyelesaian. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada perselisihan hukum yang serius, kedua belah pihak akhirnya memilih untuk menyelesaikannya secara damai.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi antara JPMorgan Chase dan Tesla?A
JPMorgan Chase dan Tesla sepakat untuk mencabut gugatan satu sama lain terkait transaksi warrant saham.Q
Mengapa JPMorgan Chase menggugat Tesla?A
JPMorgan Chase menggugat Tesla karena mengklaim bahwa Tesla melanggar kontrak terkait warrant saham yang dijual kepada bank.Q
Apa yang dimaksud dengan warrant dalam konteks ini?A
Warrant adalah hak untuk membeli saham perusahaan pada harga dan tanggal tertentu, yang dalam kasus ini dipengaruhi oleh tweet Elon Musk.Q
Siapa yang terlibat dalam sengketa hukum ini?A
Entitas yang terlibat dalam sengketa hukum ini adalah JPMorgan Chase, Tesla, dan Elon Musk sebagai CEO Tesla.Q
Apa yang diungkapkan oleh Elon Musk dalam tweet yang mempengaruhi harga saham?A
Elon Musk mengungkapkan dalam tweet bahwa ia mungkin akan membawa Tesla menjadi perusahaan privat dengan harga $420 per saham, yang kemudian menciptakan volatilitas harga saham.