Courtesy of InterestingEngineering
Sebuah kelompok peretas asal China yang dikenal dengan nama "Salt Typhoon" telah melakukan kampanye spionase siber yang signifikan, mencuri banyak metadata dari Amerika Serikat. Meskipun informasi rahasia tidak terpengaruh, serangan ini berdampak pada komunikasi, termasuk komunikasi pejabat tinggi AS. Para peretas berhasil mengakses infrastruktur telekomunikasi AS dan mencuri data seperti rekaman panggilan, yang mencakup informasi tentang siapa yang menelepon, kepada siapa, durasi, dan lokasi panggilan. Meskipun T-Mobile dan Lumen menyatakan bahwa data pelanggan mereka tidak terpengaruh, laporan menunjukkan bahwa peretas mungkin telah mencuri rekaman audio telepon.
Sebagai respons terhadap serangan ini, pemerintah AS, termasuk Presiden Joe Biden, telah menjadikan penanganan kelompok Salt Typhoon sebagai prioritas utama. Mereka juga telah mengadakan briefing tertutup untuk memberikan informasi terbaru kepada para senator tentang upaya peretas dalam mengkompromikan sektor telekomunikasi. Meskipun kedutaan China di Washington membantah keterlibatan dalam peretasan ini, pemerintah AS berencana untuk meningkatkan praktik enkripsi dan pemantauan di perusahaan telekomunikasi untuk melindungi dari serangan di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan kelompok peretas Salt Typhoon?A
Kelompok peretas Salt Typhoon terlibat dalam pencurian metadata komunikasi dari banyak individu di AS.Q
Siapa yang menjadi target utama dari serangan ini?A
Target utama dari serangan ini termasuk pejabat tinggi dan individu di sektor telekomunikasi.Q
Apa dampak dari pencurian metadata terhadap individu?A
Pencurian metadata dapat mengungkap informasi pribadi yang sensitif tentang individu, meskipun isi percakapan tidak dicuri.Q
Bagaimana tanggapan pemerintah AS terhadap serangan ini?A
Pemerintah AS, termasuk Presiden Joe Biden, menjadikan penanganan serangan ini sebagai prioritas dan melakukan briefing untuk senator.Q
Apa yang dikatakan kedutaan China mengenai keterlibatan mereka?A
Kedutaan China membantah keterlibatan mereka dan menuduh AS melakukan serangan siber sendiri.